Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Catatan Ramadhan (10): Lapar yang Indah

Kategori : LDII News, Nasehat, Ditulis pada : 12 April 2022, 03:10:48

Oleh: Faizunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan sebuah kisah indah, penuntun hikmah. Suatu ketika seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, ‘Sungguh aku sedang kelaparan.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada salah satu istrinya tentang makanan yang ada di rumahnya. Namun sang istri menjawab, ‘Demi Allah yang mengutusmu dengan haq, aku tidak memiliki apa-apa kecuali hanya air.’ Kemudian beliau bertanya kepada istri yang lain. Akan tetapi semua istri beliau menjawab dengan jawaban yang serupa.

Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di hadapan para sahabat, ‘Siapa yang bersedia menjamu tamu ini? Semoga Allah merahmatinya.’ Maka berdirilah salah seorang sahabat dari kalangan Anshar bernama Abu Thalhah seraya menjawab, ‘Saya, wahai Rasulullah.’ Lalu dia mengajak tamu tersebut berkunjung ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Abu Thalhah bertanya kepada istrinya, Ummu Sulaim, ‘Apakah hari ini kita memiliki makanan?’ Istrinya menjawab, ‘Tidak ada melainkan makanan untuk anak-anak.’ Abu Thalhah berkata, ‘Berikanlah minum kepada anak-anak dan tidurkanlah mereka. Apabila nanti tamu saya masuk, maka hidangkanlah makanan anak-anak tadi untuknya dan matikanlah lampu. Lalu saya akan berpura-pura ikut makan bersamanya.’ Ummu Sulaim pun melakukan apa yang diperintahkan oleh suaminya. Sehingga tamu tersebut pulang dengan perut kenyang sementara Abu Thalhah sekeluarga tidur dengan perut kelaparan.

Keesokan harinya, keduanya datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau bersabda, ‘Sungguh Allah takjub dengan apa yang kalian berdua lakukan terhadap tamu kalian.’ Dan Allah pun menurunkan surat Al-Hasyr ayat 9. “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.” (HR Bukhari)

Bagi sebagian orang, lapar kadang menjadi hiasan sehari-hari. Namun di tempat lain, ada juga yang tak pernah mengenal lagi rasa lapar. Dan puasa menjadi jalan tengahnya. Ia mengingatkan lagi, indahnya rasa lapar. Sebab dengan rasa lapar bisa diperoleh derajat yang mulia baik di dunia maupun di alam sana.

The post Catatan Ramadhan (10): Lapar yang Indah appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.


Sumber berita : https://ldii.or.id/catatan-ramadhan-10-lapar-yang-indah/

built with : https://erahajj.co.id