Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Sampah Rumah Tangga Tidak Hanya Jadi Kompos, Lalu?

Kategori : LDII News, Tahukah Anda, Ditulis pada : 23 Februari 2021, 11:09:17

Jakarta (23/02). Tahukah Anda, sisa makanan sekitar 39,4 persen mendominasi sampah yang terbuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) setiap tahunnya. Terkait hal itu, sebenarnya setiap orang mampu berkontribusi dengan modifikasi gaya hidup yakni mengelola sisa makanan agar tidak terbuang. Kompos bukan langkah satu-satunya dalam mengelola limbah rumah tangga.

Tindakan pertama yang lebih baik dalam penerapan mengolah sisa makanan ialah memperkirakan menu dan porsi, baik saat sebelum memasak atau ketika akan makan di luar rumah. Sebagai contoh, sebaiknya menyiapkan porsi makan lebih sedikit terutama untuk anak-anak agar habis sekali makan sehingga tidak terbuang.

Kedua, simpanlah makanan dengan baik. Selain menyiapkan bahan makanan untuk memasak dan menyajikannya, juga harus mengetahui cara penyimpanan agar makanan awet dan tidak cepat busuk. Setiap orang juga harus tahu bahwa proses penyimpanan makanan di luar ruangan selain tersimpan di lemari pendingin atau lemari pembeku. Alternatif lain, bisa memberikan makanan pada orang yang membutuhkan.

Kemudian, seandainya masih ada sisa makanan, jadikanlah sebagai pakan hewan peliharaan, misalnya untuk pakan ayam, bebek, dan lain sebagainya. Atau bisa juga diolah kembali sebagai olahan makanan yang berbeda. Contohnya sisa ampas kelapa yang bisa diolah menjadi makanan serundeng yang gurih jika dicampur dengan beberapa bumbu dapur.

Sampah rumah tangga juga bisa diolah menjadi energi terbarukan seperti biogas, jika tersisa baru dimanfaatkan untuk kompos. Jadi, alangkah baiknya mengolah sisa makanan yang pertama kali bukan menjadi kompos. Terkadang orang berpikir kalau sisa organik hanya bisa dijadikan kompos, akan tetapi masih banyak yang dapat dilakukan sebelum proses kompos.

Pembuatan kompos adalah salah satu bagian dari siklus kehidupan yang alamiah. Selain mengembalikan kesuburan tanah, kompos membantu keseimbangan kehidupan ekosistem yang biasanya hilang. Bumi tak butuh manusia yang sempurna, akan tetapi menghargai yang berusaha.

Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran diri yang tinggi untuk mengurai sampah keluarga menjadi sesuatu yang bermanfaat, sehingga akan tercipta lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan mengolah sampah organik akan mengubah perspektif tentang sampah yang menjijikan dan bau, menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan alam semesta. (Faqih/LINES)


Sumber berita : https://ldii.or.id/sampah-rumah-tangga-tidak-hanya-jadi-kompos-lalu/

built with : https://erahajj.co.id