Buleleng, (25/7/2025) — Camping Cinta Alam Indonesia (CAI) LDII Bali 2025 resmi dibuka pada Jumat, 25 Juli 2025, di Wisma Nangun Kerti, Pancasari, Kabupaten Buleleng. Kegiatan yang berlangsung hingga Minggu, 27 Juli 2025 ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai wilayah di Bali.
CAI merupakan wadah pembinaan bagi generasi muda LDII yang bertujuan memperkuat karakter, kepribadian, serta wawasan keagamaan. Acara ini dibuka secara resmi oleh Dirbinmas Polda Bali, Kombespol Suwandi Prihantoro. Dalam sambutannya Kombespol Suwandi menekankan pentingnya peran pemuda dalam menghadapi tantangan zaman, khususnya di era digital.
Menurutnya, di era globalisasi ini penggunaan HP bisa menjadi hal yang positif jika dimanfaatkan dengan benar. ”Namun, kita harus waspada terhadap pengaruh negatif seperti kecanduan game atau paparan ajaran radikal. Itu menjadi tanggung jawab kita semua untuk membimbing anak-anak agar memperbanyak amal sholih dan mampu menjadi filter bagi diri mereka sendiri,” ujar Kombespol Suwandi.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Bali, Drs. H. Olih Solihat Karso, M.Sn menegaskan pentingnya kegiatan CAI sebagai sarana pendidikan karakter.
”Kami berharap generasi muda LDII semakin meningkat pengetahuannya, khususnya dalam pembentukan kepribadian yang baik. Karena itu, kegiatan CAI ini kami selenggarakan setiap dua tahun sebagai bagian dari komitmen pendidikan berkelanjutan bagi anak-anak,” ungkap Olih.
CAI LDII Bali 2025 menghadirkan berbagai pemateri yang mengajarkan penguatan karakter, peningkatan pemahaman agama, hingga pelatihan keterampilan hidup (life skills). Dengan pendekatan edukatif dan inspiratif, acara ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas dan berilmu, tetapi juga berakhlak mulia, tangguh menghadapi tantangan global, dan siap menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.
Untuk diketahui, Wisma Nangun Kerti berada di dataran tinggi Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Lokasinya tidak jauh dari Bedugul, Baturiti, yang terkenal dengan objek wisata Danau Beratan dan Ulun Danu. Di tempat ini, para peserta CAI merasakan udara dingin dengan suhu rata-rata 21 derajat celsius. Saat malam tiba, suhu mencapai 18 derajat celcius. Meski demikian, udara dingin yang menusuk tulang tak menyurutkan semangat peserta selama perkemahan.