Jakarta (3/5). Ramadan disambut umat Islam di seluruh dunia dengan sukacita. Dalam bulan itu umat Islam berpuasa sebagai kewajiban sekaligus menahan diri. Selebihnya, umat Islam pada bulan Ramadan meningkatkan kepedulian sosial dengan bersedekah dan berbagi.
“Islam adalah rahmat bagi seluruh alam dan umat manusia. Artinya, di manapun umat muslim berada, secara individu maupun komunal, mereka bermanfaat bagi tetangga, lingkungan, bahkan masyarakat. Dan Ramadan menjadi puncak kepedulian terhadap sesama,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.
Chriswanto Santoso mengingatkan, bencana pandemi Covid-19 telah dihadapi umat Islam di seluruh dunia dalam dua Ramadan. Artinya, penanganan wabah belum tuntas dalam setahun lebih, “Ini adalah tahun-tahun yang berat bagi kita semua, target pembangunan yang direncanakan pemerintah terganggu dan ini berimbas pada kesejahteraan masyarakat,” papar Chriswanto.
Dalam keadaan tersebut, umat Islam di seluruh Indonesia harus saling membantu tanpa melihat lagi agama dan suku, “Inklusif itu bukan sekadar persoalan terbuka dan menerima perbedaan, namun tetap memiliki iman sebagai umat Islam. Dan dalam hubungan dengan sesama manusia selalu berbuat baik dan membantu meringankan beban,” imbuhnya. Di situlah prinsip gotong-royong sebagai inti Pancasila bersesuaian dengan ajaran Islam.
Bentuk gotong-royong terkini, menurut Chriswanto, adalah bagaimana agar beban yang diakibatkan Covid-19 bisa dijunjung bersama. Rakyat Indonesia, dalam pandangannya harus membantu meringankan beban tersebut, “Termasuk membantu pemerintah, dengan mengikuti arahan-arahan terkait pencegahan penyebaran wabah,” ujarnya.
Ia berpandangan keluh kesah netizen terkait larangan mudik tersebut adalah manusiawi, namun Chriswanto mengingatkan larangan mudik merupakan untuk kemaslahatan bersama, “Silaturahim Idul Fitri, mungkin dilakukan sebagian masyarakat hanya dengan telepon dan video call, ini merupakan bagian dari pengorbanan untuk mencegah wabah sekaligus membantu pemerintah,” ujarnya.
Chriswanto meyakini bahwa langkah Pemerintah dalam membatasi pergerakan warga melalui larangan mudik telah dikaji sangat dalam dan ia pun punya keyakinan yang sama kuat bahwa masyarakat dapat memaklumi kebijakan ini untuk kebaikan bersama.
Sikap mementingkan diri sendiri atau egois, dalam kondisi seperti ini hanya akan menimbulkan masalah baru dan berkepanjangan, “Jangan sampai diri kita dan keluarga menjadi korban egoisme hanya untuk kebahagiaan selama merayakan Idul Fitri, lalu terjadi ledakan kasus baru. Virus corona tentu tak pernah melihat strata atau status korban, untuk itu kita semua punya kewajiban menjaga diri dan keluarga,” ujarnya.
DPP LDII, menurut Chriswanto telah meminta para pengurus dan warga, untuk membantu pemerintah di seluruh tingkatan agar wabah cepat berlalu, “Mengikuti dan patuh terhadap imbauan pemerintah ini penting. Sehingga Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan,” paparnya.
The post Ketum LDII: Jadikan Ramadan dan Gotong Royong Modal Tangani Pandemi appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/ketum-ldii-jadikan-ramadan-dan-gotong-royong-modal-tangani-pandemi/