Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Cerita Gembira

Kategori : LDII News, Nasional, Ditulis pada : 26 Februari 2021, 02:31:12

Oleh Faizunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan.

Bagi seorang ayah, pasti gembira melihat anak-anaknya tumbuh sehat, saleh dan ihsan. Bisa bermain bersama mereka, menemani dan menyaksikan tumbuh-kembangnya adalah hal yang luar biasa. Bagi seorang suami pasti gembira menjumpai istri dalam keadaan berseri, sehat dan taat. Menemani tatkala sedih, berbagi ketika senang dan membantu masalah dunia serta agamanya. Gembira melihat meramut buah hatinya dengan penuh kasih dan cinta, serta mengagungkan suami sepenuh jiwa. Kegembiraan yang tiada bandingnya.

Bagi seorang pekerja, akan sangat gembira jika bisa menyelesaikan tugas dan dapat promosi karena keberhasilannya. Bagi seorang atasan pasti sangat bangga mempunyai bawahan yang sukses berkat bimbingan dan arahannya.  Bagi seorang anak, akan sangat gembira bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Bagi setiap diri akan merasa gembira, tatkala tercapai tujuan dan cita-citanya. Bagi pasangan yang lama tidak punya anak, pasti sangat gembira ketika mendapatkan momongan. Bagi yang selamat dari bencana dan celaka, pasti sangat gembira karena terselamatkan. Bahkan, sampai tak bisa diungkapkan dengan kata-kata kegembiraan itu.

Berbagai macam kegembiraan seperti tersebut di atas, ada yang kita rasakan sendiri, ada yang cuma kita lihat, ada yang cuma kita dengar. Kegembiraan punya semacam tingkatan dan struktur sendiri.  Tidak ada ukuran tertentu yang bisa menghitung dan menguantifikasinya. Pendekatan-pendekatan pun seperti susah diterima, sebab hasilnya selalu tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Gembira milik siapa saja dan bisa dimana saja dengan branding yang berbeda pula.

Namun, saya tersadar ternyata ada satu kegembiraan yang selama ini banyak dilupakan. Begitu takjubnya saya, sebab hanya ini satu-satunya dalil yang menyatakannya. Melihat istri gembira biasa, melihat anak gembira biasa, melihat kedua orang tua gembira juga biasa. Mengetahui atasan gembira biasa, menjumpai  bawahan gembira pernah, mengetahui orang lain gembira dan bahagia biasa. Tapi, mengetahui Allah gembira adalah luar biasa. Dan gembiranya Allah adalah karena tobat hambanya.

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshori, pembantu Rasulullah ﷺ, dia berkata bahwa Beliau ﷺ bersabda:

اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِى أَرْضِ فَلاَةٍ

“Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan tobat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat Muslim disebutkan:

لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلاَةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِى ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِى وَأَنَا رَبُّكَ.أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ

“Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan tobat hamba-Nya ketika ia bertobat pada-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di atas kendaraannya dan berada di suatu tanah yang luas (padang pasir), kemudian hewan yang ditungganginya lari meninggalkannya. Padahal di hewan tunggangannya itu ada perbekalan makan dan minumnya, sehingga ia pun menjadi putus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan tidur berbaring di bawah naungannya dalam keadaan hati yang telah berputus asa. Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan seperti itu, kendaraannya tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatannya. Karena sangat gembiranya, maka ia berkata, ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.’ Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya.” (HR. Muslim).

Mengetahui kegembiraan yang satu ini, absurd rasanya jika kita tidak mau dan tidak suka membuat Allah gembira. Bukan berarti kita sengaja berbuat dosa, tetapi jadilah hamba yang ahli taubat. Kebayang bukan, makhluk kecil seperti kita ini, tetapi berhasil membuat Yang Menguasai Alam Semesta bergembira. Betapa menakjubkannya. Allahu Akbar!


Sumber berita : https://ldii.or.id/cerita-gembira/

built with : https://erahajj.co.id