Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Esai: Corona (3)

Kategori : LDII News, Nasehat, Ditulis pada : 05 September 2020, 13:41:04

Oleh: Faizunal A. Abdillah
Pemerhati lingkungan – Warga LDII Kabupaten Tangerang.

Melengkapi tulisan sebelumnya, rasanya kita perlu melengkapi pemahaman untuk menyikapi tindakan-tindakan yang sudah dilakukan saat ini. Bahwa kita bisa memperoleh  hal istimewa dari kondisi yang sedang melanda. 

Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits yang sungguh mempesona, pas untuk situasi sekarang. Tinggal bagaimana kita membangun perspektif yang sempurna untuknya. Berikut selengkapnya. 

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، أَخْبَرَنَا حَبَّانُ، حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ أَبِي الْفُرَاتِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ، عَنْ عَائِشَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهَا أَخْبَرَتْنَا أَنَّهَا سَأَلَتْ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ الطَّاعُونِ فَأَخْبَرَهَا نَبِيُّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ “‏ أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ، فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا، يَعْلَمُ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَهُ إِلاَّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ، إِلاَّ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ ‏”‏‏.‏ تَابَعَهُ النَّضْرُ عَنْ دَاوُدَ‏.‏

Dari Aisyah – istri Nabi SAW – sesungguhnya dia mengabarkan bahwasanya dia bertanya kepada Rasulullah SAW dari masalah tha’un, maka Nabi SAW mengabarkan kepadanya bahwa tha’un (wabah) adalah siksaan (hukuman) yang Allah kirimkan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, tetapi Allah menjadikannya rohmat/berkah bagi orang-orang yang beriman. 

Tidak seorang pun tetap bersabar dengan terus berdiam diri (tinggal) di tanah/negara di mana tha’un (wabah) telah terjangkit dan menganggap bahwa tidak ada yang akan menimpanya kecuali apa yang Allah telah tetapkan baginya, melainkan baginya pahala seperti orang yang mati syahid.

Hadits di atas dimuat di dalam Kitab mengenai Obat-obatan dengan bab berjudul ‘pahalanya orang yang sabar di dalam menghadapi tha’un’. Benang merah yang bisa ditarik dari dalil ini adalah kesabaran dalam menghadapi wabah ini. Jadi kesabaran inilah yang membuahkan predikat pahala mati syahid. Dan dari definisi sabar inilah yang perlu diterawang lebih lanjut. Sebab banyak yang mengartikan sabar bukan pada tempatnya. Dan banyak orang yang ternyata tidak sabar, walau sudah mengucapkan istirja.

Beberapa tambahan penjelasan sabar berikut ini barangkali bisa membantu melengkapi pemahaman yang sudah ada. Tidak perlu dihafal, karena gak akan keluar di ujian, cukup dimengerti saja dan introspeksi.

Pertama, sabar adalah menunda respon untuk beberapa saat sampai benar-benar merasa tenang dan pikiran dapat berfungsi kembali dengan baik. Dengan demikian sabar akan mengasah kecerdasan, terutama dalam menghadapi situasi sulit dan amarah.

Kedua, sabar adalah menyatukan badan dan pikiran di satu tempat. Anda tidak akan bisa sabar karena badan Anda di rumah sedangkan pikiran Anda berada di kantor. Menyatukan badan dan pikiran membuat tenang dalam menghadapi suatu masalah. 

Ketiga, sabar merupakan kata kerja aktif, bukan pasif. Sabar sering ditafsirkan dengan berdiam diri dan berpangku tangan. Definisi sabar yang benar, jika mengalami kegagalan, berupaya mencoba lagi untuk bangkit, lagi dan lagi. 

Keempat, sabar adalah melakukan satu hal di satu waktu, satu tempat. Artinya mindfulness, mencurahkan perhatian sepenuhnya pada apapun yang sedang dilakukan, seperti tidak lupa makanan apa yang sedang disantap ketika sarapan. Definisi kelima, sabar adalah menikmati proses tanpa terganggu pada hasil akhirnya. Contohnya, para penggemar bola, dimana mereka merasa sangat berbahagia ketika menonton pertandingan itu bukan sekadar mengetahui hasil akhirnya. 

Keenam, sabar adalah menyesuaikan tempo kita dengan tempo orang lain dan bukannya mengharapkan orang lain yang menyesuaikan. Ketujuh, sabar adalah hidup selaras dengan hukum alam. Mari lihat saja bagaimana alam berproses dan bagaimana kesabaran bisa menyapa dan menikmatinya. Ajkh

Mungkin belum lengkap, namun setidaknya bisa menjadi ukuran kesabaran selanjutnya. Terutama dalam menghadapi situasi sulit saat ini, tidak boleh keluar rumah, social distancing, dan semi lockdown, kesabaran menjadi tumpuannya. Memang tidak mudah, ada rasa tidak betah membuncah di sana, karena itu iringilah kesabaran dengan pengertian dan doa.  

Kalaupun toh gagal melewati ujian ini, kesabaran akan mengantar pada mati mulia. Dan jika berhasil melewatinya, insya Allah kita akan keluar sebagai pemenang dengan pahala dan kesabaran yang melimpah.  Karena kita tahu Allah selalu bersama orang-orang yang sabar.


Sumber berita : https://ldii.or.id/esai-corona-3/

built with : https://erahajj.co.id