photo source : pixabay.com
(22 November 2025) – Setiap tahun, peringatan Hari Perhubungan Darat Nasional yang jatuh pada tanggal 22 November senantiasa membangkitkan harapan baru akan peningkatan konektivitas nasional. Namun, di balik momentum seremonial ini, muncul pertanyaan krusial: sejauh mana sistem transportasi darat kita siap mengatasi permasalahan kronis, khususnya tingginya angka fatalitas dan inefisiensi operasional? Pada tahun ini, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menjadikan momentum ini sebagai deklarasi serius untuk memprioritaskan keselamatan (Safety First) dan mengadopsi solusi futuristik, yakni Transformasi Digital dan Sistem Transportasi Cerdas (ITS).
Sektor perhubungan darat, yang mencakup angkutan jalan raya, kereta api, serta moda penyeberangan, memikul tanggung jawab ganda: menggerakkan roda perekonomian sekaligus menjamin keselamatan jutaan jiwa. Namun, data menunjukkan bahwa angka kecelakaan, terutama di jalan raya, masih berada pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Tingginya angka fatalitas ini tidak hanya menimbulkan dampak sosial, tetapi juga menjadi beban ekonomi yang signifikan bagi negara. Oleh karena itu, Hari Perhubungan Darat menjadi penegasan bahwa upaya mitigasi tidak lagi dapat bersifat parsial.Diperlukan intervensi kebijakan yang terstruktur dan sistematis yang menitikberatkan pada pencegahan, bukan sekadar penanggulangan pasca-kecelakaan.
Dalam rangka menjawab tantangan keselamatan dan efisiensi, pemerintah menggariskan strategi yang berpusat pada pemanfaatan teknologi digital, yang diwujudkan melalui implementasi Sistem Transportasi Cerdas (ITS). ITS merupakan solusi terintegrasi yang mengoptimalkan teknologi komunikasi dan informasi guna mengelola dan memantau transportasi secara waktu nyata (real-time).
Pengawasan Kinerja Pengemudi dan Kendaraan (E-Audit) Pemerintah kini memperketat pengawasan melalui penggunaan sensor dan sistem digital. Seluruh kendaraan angkutan umum diwajibkan menggunakan sistem pelacak untuk memantau kecepatan, durasi kerja pengemudi, dan kondisi teknis kendaraan. Data ini dimanfaatkan untuk e-audit kelaikan jalan secara otomatis, memastikan bahwa kendaraan yang tidak layak jalan atau pengemudi yang mengalami kelelahan dilarang beroperasi.
Manajemen Lalu Lintas Adaptif Di kawasan perkotaan, ITS diimplementasikan melalui sistem lampu lalu lintas adaptif yang mampu menyesuaikan durasi sinyal berdasarkan volume kendaraan secara real-time, yang berpotensi mereduksi tingkat kemacetan hingga 20% pada jam sibuk. Selain itu, informasi traffic yang akurat didistribusikan langsung kepada pengguna jalan melalui berbagai platform digital.
Integrasi Antarmoda Melalui Platform Tunggal Transformasi digital juga diarahkan pada upaya penyatuan layanan. Melalui satu platform digital terpadu, masyarakat dapat merencanakan perjalanan yang melibatkan berbagai moda transportasi (misalnya bus, kereta, dan penyeberangan), melakukan transaksi pembayaran nontunai, serta memperoleh informasi waktu nyata mengenai jadwal dan potensi keterlambatan. Integrasi ini bertujuan menciptakan konektivitas yang lancar (seamless) dari titik awal hingga tujuan akhir.
Peringatan 22 November ini dihadiri oleh jajaran tinggi Kementerian Perhubungan, regulator di tingkat daerah, serta operator transportasi di seluruh wilayah Indonesia. Momen ini dimanfaatkan untuk penandatanganan komitmen bersama antara pemerintah dan pihak swasta guna mengakselerasi investasi dalam teknologi keselamatan dan ITS.
Melalui langkah-langkah strategis berbasis teknologi ini, Hari Perhubungan Darat Nasional tahun ini bukan sekadar refleksi historis, melainkan sebuah deklarasi bahwa Indonesia siap menyambut masa depan transportasi yang lebih aman, efisien, dan modern, demi mewujudkan konektivitas yang secara substantif mendukung Visi Indonesia Maju.