Nganjuk (16/11). Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ubaidah, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur bekerja sama dengan Departemen Litbang, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (LISDAL) DPP LDII menggelar pelatihan zero waste, dengan mendaur ulang sampah. Kegiatan tersebut merupakan langkah untuk menciptakan pesantren yang ramah lingkungan.
Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (12/11) ini menghadirkan pemateri dari Departemen LISDAL DPP LDII, Atus Syahbudin dan Erni Suhaina Ilham Fadzry. Pelatihan ini tidak hanya melibatkan para santri, tetapi juga menyasar siswa TK Tarbiyah Al Ubaidah dan KB Choirul Huda. Mereka mendapatkan pelatihan sosialisasi daur ulang dan pengelolaan sampah sejak usia dini.
Menurut Erni Suhaina, pendidikan karakter terkait kepedulian lingkungan harus dimulai dari anak-anak, karena persoalan sampah berhubungan erat dengan perubahan perilaku, “Sampah adalah masalah, tetapi dengan kesadaran semua manusia sebagai produsen sampah, masalah ini bisa diselesaikan. Sampah bisa menjadi sarana ibadah, menjadi berkah, indah, bahkan menjadi rupiah,” ujarnya.
Erni menjelaskan bahwa menanamkan kebiasaan baik pada anak harus dimulai dengan langkah sederhana, misalnya mengajarkan anak untuk tidak langsung membuang sampah sembarangan. Bila menemukan sampah, mereka bergegas membersihkan, mengumpulkan, ataupun memanfaatkan kembali. Salah satu praktik yang diperkenalkan kepada anak-anak adalah pembuatan ecobrick dari botol plastik berisi sampah anorganik.
“Yang penting bukan beratnya ecobrick, tetapi perilakunya. Anak-anak jadi terbiasa tidak membuang sampah sembarangan, melainkan memasukkannya ke botol yang kemudian bisa disusun menjadi meja mengaji,” jelasnya.
Selain itu, anak-anak juga diedukasi mengenai dampak sampah plastik terhadap lingkungan, seperti pencemaran laut hingga penyebab banjir. Erni menegaskan bahwa program ecopesantren, sekolah adiwiyata, hingga kampung iklim (proklim) merupakan bentuk syukur atas alam yang dianugerahkan Allah.
Ia mengajak seluruh pihak, mulai dari masyarakat hingga para kiai, untuk bersama-sama membuat kebijakan penanganan sampah. Agar bumi yang lestari bisa diwariskan kepada generasi mendatang. Pada kesempatan itu, salah satu guru TK Tarbiyah Al Ubaidah, Chinta Melati Azza, mengatakan kunjungan DPP LDII memberi dampak besar bagi murid maupun tenaga pendidik.
“Anak-anak sangat antusias. Mereka jadi sadar bahwa sampah itu ternyata bermanfaat dan bisa dijadikan karya. Biasanya sampah langsung dibuang, tapi setelah sosialisasi ini mereka tahu bahwa sampah bisa didaur ulang dan digunakan kembali,” ujarnya.
Menurut Chinta, para guru juga mendapat wawasan baru mengenai cara mendidik anak agar lebih peduli lingkungan. Berbagai contoh karya kreatif dari sampah yang dibawa tim DPP LDII semakin memicu rasa ingin tahu anak-anak, “Hasil karya yang ditampilkan sangat menakjubkan. Anak-anak jadi lebih kreatif dan penasaran. Ini benar-benar pengalaman penuh manfaat bagi kami,” tambahnya.
Dengan pelatihan ini, Ponpes Al Ubaidah berharap dapat menjadi pelopor zero waste di lingkungan pesantren, sekaligus menanamkan karakter peduli lingkungan kepada generasi sejak usia dini.