Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Dua Ayat Kepemimpinan

Kategori : LDII News, Nasehat, Ditulis pada : 17 Agustus 2020, 04:57:52

Oleh: Faizunal A. Abdillah
Pemerhati lingkungan – Warga LDII Kabupaten Tangerang.

Ada dua ayat menarik terkait kepemimpinan. Satu ayat ada di surat yaasin dan satu lagi di surat fushshilat. Ayat ini terkenal, bahkan sudah menjadi lagu religius yang sangat mendebarkan. Diciptakan Taufik Ismail dan dilantunkan Chrisye. Itu adalah ayat 65 dari surat Yaasin; “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”.

Satu lagi di surat Fushshilat: 20 – 21; “Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” (Kulit) mereka men-jawab, “Yang menjadikan kami dapat berbicara adalah Allah, yang (juga) menjadikan segala sesuatu dapat berbicara, dan Dialah yang menciptakan kamu yang pertama kali dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.”

Berangkat dari ayat ini, lahirlah hakikat ilmu kepemimpinan yang sejati. Inilah teori kepemimpinan yang banyak orang cari. Memang ayat – ayat ini bercerita tentang kehidupan di akhirat nanti, namun dari sanalah pelajaran itu mengalir pasti. Ketika manusia diminta pertanggungjawabannya di hadapan Allah, mulut terkunci, tetapi anggota tubuh lainnya dengan jujur bersaksi. Ini model pengadilan sejati. Tidak perlu saksi lain kecuali diri sendiri. Pengadilan paling adil, paling presisi. Yaitu menguji kepemimpinan terhadap segala kelakuan, tindak – tanduk yang diperbuat panca indera beserta semua akibatnya. Tangan, kaki, telinga, mata dan anggota tubuh yang lainnya menjadi saksi ahli seperti apa format kepemimpinan diri.

Kepemimpinan memang hal – hal yang sederhana. Yaitu bagaimana seseorang bisa menjaga panca indera yang diberikan Allah kepadanya dengan penuh tanggung jawab. Dan bermanfaat bagi umat tentunya. Bagaimana menggunakan tangan yang benar. Jangan suka usil dan menyentuh yang bukan mahrom. Apalagi mengambil yang haram. Bagaimana melangkahkan kaki yang baik. Dibuat ke tempat – tempat yang bermanfaat, tempat belajar, pengajian dan bukan tempat maksiat. Bagaimana telinga bisa mendengarkan hal – hal yang baik, bermanfaat dan bermartabat. Selanjutnya memelihara mata dari hal yang tak berguna. Gunakanlah memandang ciptaan Allah untuk menambah kesyukuran. Dan bagaimana menjaga kemaluan sesuai aturan. Kepemimpinan mengingatkan untuk kembali ke dalam diri dan mengendalikan inderawi sesuai norma dan format samawi.

Oleh karena itu, kembali ke konsep kullukum ro’in, tak lain adalah masalah tanggung jawab bagaimana mengelola dan mengendalikan diri untuk menggunakan panca indera dengan baik dan benar. Memimpin adalah memimpin diri sendiri, sebab hanya diri kita sendirilah yang bisa kita kelola dan kendalikan. Memimpin adalah memberi manfaat yang sebesar – besarnya diri ini kepada sekitar. Selain diri sendiri kita hanya bisa mempengaruhi. Tak lebih. Sebab bagaimana pun, setiap yang kita lakukan akan bermuara kembali kepada diri ini sendiri, sebagaimana pesan tua Rasulullah dalam pengadilan di hari kiamat berikut ini.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَخْبَرَنَا الأَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الأَسْلَمِيِّ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم “‏ لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ ‏”‏ ‏.‏ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ ‏.‏ وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جُرَيْجٍ هُوَ بَصْرِيٌّ وَهُوَ مَوْلَى أَبِي بَرْزَةَ وَأَبُو بَرْزَةَ اسْمُهُ نَضْلَةُ بْنُ عُبَيْدٍ

Dari Abi Barzah Al-Aslamiy, dia berkata: ‘Bersabda Rasulullah SAW; “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”. (Rowahu at-Tirmidzi)

Wahai para leader, bersiaplah memimpin diri sendiri, sebelum memimpin orang lain.


Sumber berita : https://ldii.or.id/dua-ayat-kepemimpinan/

built with : https://erahajj.co.id