Jakarta (19/6). Departemen Pemuda, Kelanduan, Olahraga, Seni dan Budaya (PKOSB) berkolaborasi dengan Departemen Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri (HAL-LN) DPP LDII menggelar rapat konsolidasi secara hybrid. Acara yang diikuti peserta dari seluruh DPW dan DPD se-Indonesia, dilaksanakan pada Sabtu (17/6).
Dalam kegiatan yang bertajuk “Mengoptimalkan Hubungan Antar Lembaga Melalui Olahraga Nonprestasi (Fun Sport), Ketua DPP LDII Bidang PKOSB Edwin Sumiroza mengapreasiasi kinerja Biro dan Bagian PKOSB dan HAL. Menurutnya, mereka telah menjalin hubungan baik kepada pemerintah dan lembaga terkait.
“Kami bersyukur komunikasi DPW hingga PC/PAC sudah baik kepada stakeholder di daearahnya masing-masing tapi kami ingin meningkatkan komunikasi ini tidak hanya sekedar audiensi dan menyampaikan laporan yang sifatnya formal tapi ada juga kedekatan secara emosional,” ujarnya.
Menurut Edwin, berdasarkan UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN), olahraga dibagi menjadi tiga pilar yaitu olahraga pendidikan, olahraga prestasi, dan olahraga rekreasi atau non prestasi.
“Pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian dari proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani,” paparnya.
Olahraga prestasi adalah olahraga yang mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial atlet untuk mencapai kinerja yang tinggi (prestasi) tingkat daerah, regional, nasional, maupun internasional. Dengan demikian akan dapat mengangkat harkat, martabat dan kehormatan individu, keluarga, masyarakat.
“Ketika sebuah cabang olahraga yang dipertandingkan dalam kejuaraan yang bersifat internasional. Lagu kebangsaan dan bendera negara akan berkibar. Untuk itu, LDIl mendukung dan mengapresiasi para atlet dan kontingan yang berprestasi sehingga bisa mengharumkan nama bangsa, terlebih bila atletnya warga LDII,” lanjutnya.
Sedangkan olahraga non prestasi adalah olahraga yang dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan pendidikan, komunitas, maupun organinasasi olahraga atau klub olahraga.
“Dalam meningkatkan peran Karya, Kontribusi dan Komunikasi (3K) sesuai dengan kebijakan lokal masing masing daerah. Dalam hal ini, LDII di daerah harus mencermati cabang olahraga yang efektif untuk menjalin kedekatan dengan pejabat, tokoh masyarakat dan media,” paparnya.
Olahraga adalah salah satu faktor yang paling efektif dalam menjalin relasi persahabatan. “Olahraga merupakan salah satu faktor atau tools yang bisa digunakan untuk menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, untuk menyampaikan kapasitas dan kapabilitas LDII yang sesungguhnya sehingga LDII mendapat tanggapan atau masukan yang lebih leluasa,” lanjut Edwin.
Ia mengajak pengurus DPW dan DPD untuk memanfaatkan komunitas olahraga yang digemari oleh warga LDII di daerahnya masing-masing. “Sehingga komunitas-komunitas yang hari ini mungkin mengerjakan hobinya tidak merasa bahwa hal itu strategis untuk menjalin hubungan antar lembaga tapi begitu diakomodir mereka akan memberi masukan yang lebih konkrit lagi,” urainya.
The post DPP LDII Dorong Olahraga Nonprestasi Sebagai Wadah Komunikasi appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/dpp-ldii-dorong-olahraga-nonprestasi-sebagai-wadah-komunikasi/