Lebah madu tidak hanya memiliki keistimewaan, tetapi juga memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam Alquran Allah SWT berfirman: ”… Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS An Nahl: 69).
Lebah tidak hanya memproduksi madu yang berkhasiat, tetapi juga memproduksi lilin, propolis, dan royal jelly.
- Peran Zat Lilin
Lebah madu membuat sarangnya dengan membentuk heksagonal, seperti yang dijelaskan pada bagian 1. Sarang tersebut terbuat dari sebuah zat yang disebut zat lilin atau beeswax. Zat lilin ini berasal dari kelenjar yang dihasilkan lebah pekerja dari bagian tubuhnya, yaitu bagian dalam sternum pada segmen keempat sampai tujuh abdomen.
Zat lilin yang berwarna putih saat dikeluarkan dari kelenjar, tetapi akan berubah menjadi kuning hingga kecoklatan secara perlahan sebab tercampur dengan polen dan propolis.
Selain digunakan untuk membangun sarang lebah, zat lilin juga dapat digunakan oleh manusia, seperti dalam industri kesehatan, sebagai bahan tambahan makanan, sebagai bahan kosmetik, semir sepatu, bahan model patung, campuran zat warna, lilin, serta ornamen industri lainnya.
Menurut penelitian Rita Hayati, Siti Hafsah, dan Salwa Nirwanan (2022) yang dilansir dari Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936, bahwa lilin lebah yang memiliki konsentrasi empat sampai enam persen dicampur ekstrak lengkuas 10 persen dengan pencelupan selama dua menit, mampu mempertahankan masa simpan tanaman cabai serta tahan terhadap serangan mikroba patogen. Kemampuan itu membuat lilin lebah dapat digunakan sebagai edible coating yang ramah lingkungan.
- Peran Propolis
Lebah pekerja akan mengumpulkan getah tanaman (resin) yang berasal dari bagian tanaman, seperti daun, batang, kuncup, ranting, dan lain sebagainya. Getah tersebut akan dicampur dengan air liur lebah dan lilin (beeswax) kemudian diproses oleh lebah, sehingga terbentuk suatu produk yang lengket berwarna hijau hingga kecoklatan yang biasa disebut dengan “propolis”.
Secara umum, propolis bersifat antimikroba yang berperan menjaga sarang serta melindungi lebah dari mikroba patogen. Karena kandungannya terdapat senyawa metabolit. Peneliti Bambang Supeno dan Erwan pada buku yang berjudul “Pengenalan Pembelajaran Tentang Lebah Madu (Honey Bees) menyebut, propolis mengandung 50 persen resin, 30 persen lilin, 10 persen minyak esensial, 5 persen polen, 5 persen sisa-sisa tanaman, zat-zat kimia seperti viscidone, naphthoquinone epoxide, asam 4-hydroxy-3,5-diprenyl cinnamic acid, sinapic acid, isoferulic acid, cafeic acid, dan chrysin. Selain itu, propolis juga mengandung mineral seperti magnesium, natrium kalium, mangan, besi, seng, dan tembaga, serta vitamin yang terdiri dari vitamin C, E, B1, B2, dan B6.
Dalam sebuah penelitian yang dilansir Jurnal Gizi dan Pangan, propolis lebah dapat digunakan pada industri kesehatan berdasarkan kandungan gizinya. Bahkan, penelitian yang dilakukan Nelky Suriawanto, Evi Setyawati, dan Narwan (2021) yang dilansir dalam Jurnal Bioteknoligi dan Biosains Indonesia, memaparkan bahwa propolis mampu untuk penyembuhan luka. Pada penelitian tersebut, propolis dimanfaatkan untuk luka bakar dengan konsentrasi yang berbeda sehingga tingkat penyembuhan terhadap luka bakar juga berbeda, namun penyembuhan paling efektif yaitu dengan konsentrasi propolis 100 persen.
Efektivitas tersebut berasal dari senyawa metabolit sekunder, yaitu flavonoid, fenolik, tanin, dan saponin pada ekstrak propolis lebah.
- Peran Royal Jelly
Situs Departemen Kehutanan dan Perkebunan Pusat Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan Jakarta menyebut, royal jelly sudah dikenal sejak awal peradaban manusia. Bahkan dari catatan Mesir kuno, Cleopatra telah memanfaatkan royal jelly sebagai bahan kecantikan. Sedangkan oleh bangsawan Eropa, Timur Tengah dan Asia, mereka memanfaatkan royal jelly sebagai suplemen pertahanan dan peningkatan vitalitas.
Dalam peradaban Islam bidang kedokteran, royal jelly digunakan sebagai bahan dasar pengobatan dari kandungannya yang berupa senyawa seperti insulin.
Royal jelly merupakan salah satu cairan yang disekresikan oleh lebah pekerja melalui kelenjar hypoharyngeal, sebagai makanan untuk ratu lebah dan larva (calon ratu) lebah. Cairan kental berwarna putih seperti susu ini memiliki rasa asam yang kuat, menyengat, serta terasa pahit.
Menurut para ahli, royal jelly memiliki kandungan senyawa alami yang terdiri dari protein 18 persen, air 50-60 persen, karbohidrat 15 persen, garam mineral 1,5 persen, lemak 3-6 persen, agen bioaktif 3-4 persen, serta 22 persen asam amino.
Nitish Basant, dalam artikel klikdokter menjelaskan, royal jelly berperan mengatasi gejala menopause serta meredakan gejala sindrom pramenstruasi. Selain itu, royal jelly juga mempercepat penyembuhan luka, karena kemampuannya meningkatkan pergerakan sel fibroblast yang merupakan salah satu tipe sel penting pada proses inflamasi, penyembuhan luka serta angiogenesis.
Namun demikian, Nitish menambahkan, mengkonsumsi royal jelly tidak boleh berlebihan. Sebab sampai saat ini penelitian terkait potensi royal jelly masih dilakukan pada hewan percobaan, sehingga masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Keistimewaan yang dimiliki lebah madu yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 68 – 69 masih banyak yang belum diketahui secara ilmiah, namun dengan sedikit penjelasan tersebut, diharapkan dapat memberikan wawasan serta inovasi bagi pembaca, khususnya kepada pembaca yang tertarik di bidang sains. (eva)
The post Yuk Intip, Keistimewaan Lebah (Bagian 2) appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/yuk-intip-keistimewaan-lebah-bagian-2/