Semarang (16/2). Ketua DPW LDII Jawa Tengah sekaligus Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, Singgih Tri Sulistiyono berkomentar mengenai kesadaran Pancasila dalam dialog kebangsaan yang dihelat Universitas Semarang (USM). Acara tersebut mengangkat tema “Mewujudkan Kampus Kebangsaan”, Senin (14/2/2023).
Acara tersebut diadakan sebagai rangkaian peringatan Hari Pers Nasional 2023. Pada kesempatan itu, Singgih mengatakan kesadaran ber-Bhinneka Tunggal Ika sudah sangat populer sebagai bagian dari empat konsensus kebangsaan.
“Namun demikian kesadaran itu perlu juga direalisasi dalam tataran praktik, tertutama pada konsensus kebhinekaan. Sekarang ini masih sering terjadi ada penerapan standar ganda dalam menafsirkan dan mempraktikan semangat kebhinekaan,” ujarnya.
Menurutnya, jika bangsa Indonesia berkomitmen terhadap Pancasila yang menghargai kebhinnekaan, maka semua warga negara Indonesia dengan latar belakang apapun sejauh tidak bertentangan dengan Pancasila memiliki hak hidup dan dilindungi negara.
“Namun dalam praktiknya masih ada kelompok mayoritas tertentu, yang bertindak sebagai tirani terhadap minoritas sebab si minoritas tidak sesuai dengan apa yang diyakini oleh mayoritas,” tambahnya.
Di sini, menurutnya tafsir kebenaran bersifat hegemonik dan cenderung menegasi kelompok monirotas yang seharusnya juga diberi hak hidup, sejauh dia masih komit pada Pancasila dan konsensus kebangsaan lain.
“Ini saya kira masih menjadi PR besar yang sering menjadi sumber konflik. Misalnya: Sesama warga negara menghakimi, bahwa aliran agama tertentu dianggap salah sehingga tak punya hak hidup di Indonesia,” ungkapnya.
Maka untuk menyongsong era Masyarakat 5.0 ini perlu revitalisasi konsep kebhinnekaan dan toleransi berdasar Pancasila. Masyarakat 5.0 sangat butuk sikap toleran dan tak mengharamkan perbedaan.
Acara tersebut juga dihadiri puluhan utusan Ormas dan LSM serta mahasiswa UNS, dengan menghadirkan Keynote Speaker Prof Dr Mahfud MD, Menko Polhukam RI. Mahfud MD dalam orasinya optimistis NKRI bisa maju dan sejahtera karena masih ada pemimpin yang berani tegas membela kebenaran.
Mahfud MD dalam peringatan HPN tersebut juga mengingatkan insan Pers itu harus tetap menjaga integritas dirinya untuk kemajuan bangsa dan negara , “Yang dulu kita dirikan bersama-sama, sehingga perlunya hari peringatan dalam rangka konsentrasi mengingatkan, bahwa pers Indonesia itu berperan dalam berdirinya negara kesatuan republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan mempertahankannya,” tutur Mahfud.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah H. Amir Machmud NS, mengungkapkan, dengan adanya dialog kebangsaan sebagai rangkaian HPN 2023, pihaknya dapat menjalin kemitraan dengan kampus-kampus di Kota Semarang, salah satunya USM.
“Kami ingin masuk ke wilayah akademik dan wilayah intelektual, yang harapankan bahwa kami dapat menampilkan performa wartawan dengan penuh intensitas intelektualitas. Hal ini termaktub di dalam amanat UU No. 40/1999 Tentang Pers yang di dalamnya terdapat substansi tentang bagaimana kita membangun agenda-agenda sosial kebangsaan,” ungkapnya.
The post Guru Besar Sejarah Undip Ingatkan Pancasila Belum Membumi Bila Mayoritas Jadi Tirani appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/guru-besar-sejarah-undip-ingatkan-pancasila-belum-membumi-bila-mayoritas-jadi-tirani/