Jakarta (24/7). Ketua Usaha Bersama (UB) Barokah Natar Lampung Selatan Watimin mengungkapkan, agar UB dapat memiliki omzet miliaran, kuncinya ada pada karakter enam tabiat luhur yang dimiliki oleh pengurus.
Hal tersebut ia katakan saat sesi sharing kunci sukses pengelolaan UB, dalam acara Temu UB dan Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Nasional yang diselenggarakan oleh Departemen Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat (EPM) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII, pada Sabtu (23/7/2022).
Kegiatan tersebut berlangsung secara hybrid di ruang pertemuan utama Kantor DPP LDII Jakarta dan studio DPW, DPD dan PC LDII se-Indonesia. Acara tersebut juga diikuti pengurus Departemen EPM DPP LDII, Biro EPM DPW LDII se-Indonesia, serta Tim Pembina Usaha Bersama (TPUB), UB dan BMT naungan LDII se-Indonesia.
Watimin menceritakan, UB Barokah Natar berdiri pada tahun 1998 dengan modal awal Rp10 juta, yang digunakan untuk menyewa sebuah toko kecil berukuran 3×4 meter, dengan mempekerjakan 2 orang karyawan.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2004, usaha terus berkembang dengan menambah sewa satu unit toko, dengan fokus penjualan sembako. “Tahun 2004 hingga 2010, ada pembelian dan pengembangan aset, hingga terkumpul modal mencapai 4 miliar rupiah, melalui mekanisme dukungan dari dewan penasihat dan warga LDII. Saat itu, terkumpul 110.347 lembar saham dengan total pemilik saham sejumlah 942 warga LDII,” ungkapnya.
Melalui modal Rp4 miliar tersebut, UB Barokah Natar mengembangkan empat toko, yakni tiga toko sembako dan satu toko kelontong kebutuhan rumah tangga.
Selanjutnya, ia mengungkapkan bisnis semakin berkembang, melalui kepercayaan dari PT Unilever Indonesia Tbk untuk menjadi distributor produknya, sehingga untuk menangkap peluang tersebut, UB Barokah Natar membentuk badan hukum dengan nama CV Manshurin. “Dengan modal 6 tabiat luhur, ternyata menjadikan Unilever memberikan kepercayaan pada kami,” jelasnya.
Untuk semakin memperkuat lini usaha, pada 2017 UB Barokah Natar membentuk perusahaan dengan nama PT Usaha Bersama Natar. “Aset kami miliki sendiri, dengan rincian tiga toko sembako, dua toko kelontong, yang di dalamnya terdapat toko elektronik, serta toko toko hasil bumi,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan, Ketua TPUB Cikarang, Bekasi, Jawa Barat Tulus Widodo. Ia menceritakan, melalui kebersamaan, rukun kompak, dan kerja sama yang baik serta jujur, amanah dan mujhid muzhid, menjadi kunci dari UB di Cikarang mampu meraih omzet miliaran rupiah.
Ia menjelaskan, UB di Cikarang mengembangkan usaha belanja bersama, kavling rumah, dan kurban bersama. “Dengan adanya bonus demografi, dimana banyak warga berusia muda serta adanya kompleks industri. Banyak warga berdatangan, dan membutuhkan rumah, sehingga peluang ini yang kami tangkap, dengan tahun 2022, kami targetkan ada perluasan kavling rumah senilai 2,5 miliar rupiah,” ungkapnya.
Tulus juga menceritakan pada 2022, UB di Cikarang bersama BMT Manshurin menjadi supplier 100 ekor sapi dari Bali, sehingga dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan, dapat membukukan keuntungan Rp170 juta. “Komposisi usaha kami yakni corporate 60 persen, kurban 5 persen, kavling 21 persen, penggemukan sapi 11 persen, konsumtif 3 persen dan jasa 1 persen,” ujarnya.
Dalam tiga tahun terakhir, meskipun diterpa pandemi Covid-19 dan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi, margin tetap meningkat, dari sebelumnya 4,2 persen dengan modal usaha Rp7,5 miliar, menjadi 5,2 persen dengan modal Rp8,2 miliar. “Semoga ini menginspirasi, kalau bersama ternyata bisa. UB, usaha bersama, untung bersama, enak bersama,” tutupnya.
The post Kiat Sukses Pengelolaan Usaha Bersama Beromzet Miliaran appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/kiat-sukses-pengelolaan-usaha-bersama-beromzet-miliaran/