Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Esai: Ihsan

Kategori : LDII News, Nasehat, Ditulis pada : 02 Oktober 2020, 00:52:39

Oleh: Faizunal A. Abdillah
Pemerhati lingkungan – Warga LDII Kabupaten Tangerang

Bagi pencinta kehidupan, untuk perindu sejuknya ibadah, buat pengangen manisnya iman, bagi penikmat segarnya islam serta teruntuk pencinta indahnya beramal, inilah jalan sempurna yang harus direngkuh. Ia bernama ihsan. Tidak seperti namanya yang pendek dan mudah diucapkan, ternyata, ihsan susah dipraktikkan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar, dijelaskan dengan kalimat yang lugas, ringkas dan paripurna pengertian ihsan ini. Rasululloh ﷺ menjelaskan ihsan, yaitu “Apabila kamu (beribadah) menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya; jika kamu tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” Dalam bahasa lain, seorang guru mencoba menyederhanakan arti ihsan, ialah bila seseorang berhasil menghimpun hati dan perasaannya, gerakan dan nafasnya di dalam melakukan peribadatan, merasakan kehadiran dan meyakini bahwa Allah melihatnya, maka akan tercapailah tingkatan yang paling tinggi dalam agama ini. Itulah ihsan.

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Umar r.a juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah ﷺ suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada lututnya seraya berkata: “Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?”, maka bersabdalah Rasulullah SAW : “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu“, kemudian dia berkata: “ Anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “Anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya, maka Dia melihat engkau.” (Rowahu Muslim)

Ada islam, iman dan ihsan. Hal ini juga menunjukkan tahapan secara spiritual dalam pendakiannya. Bahwa ihsan digapai dibarengi islam dan iman yang terlebih dulu dengan kualitas yang benar-benar baik. Karena ia buah dari sempurnanya islam dan iman. Nah, kalau ada anggapan bahwa ihsan ini hanya urusan (ibadah) kepada Allah semata, sebaiknya dibuang jauh-jauh ke masa silam. Sejujurnya ihsan ini tidak hanya ibadah dalam konteks kepada Allah saja. Kepada orang tua, kepada tetangga, kepada setiap orang dan lingkungan sekitar. Bahkan dalam memperlakukan hewan pun kita diingatkan kembali tentang ihsan ini. Allah berwasiat;

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَۚ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan ihsan (berbuat kebajikan), memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” [QS. An-Nahl : 90]

Rasulullah berpesan indah memperkuat perintah di atas lewat hadits berikut ini.


عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ، قَالَ ثِنْتَانِ حَفِظْتُهُمَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ ‏”

Dari Syaddad bin Aus, dia berkata, “Dua hal yang telah aku ingat-ingat berasal dari Rasululloh ﷺ , beliau bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya Alloh Ta’ala telah mewajibkan agar berbuat ihsan (baik) terhadap segala sesuatu. Bila kamu membunuh, maka bunuhlah secara baik dan bila kamu menyembelih, maka sembelihlah secara baik dan hendaklah salah seorang diantara kamu menajamkan mata pisaunya, lantas menenangkan binatang sembelihannya.'” (HR. Muslim)

Maka, sejatinya kita dituntun untuk bisa ihsan di dalam dan kepada segala hal. Tidak hanya kepada Allah semata, tetapi dari Yang Maha Tertinggi sampai kepada semua makhluk, yang terendah sekalipun di bumi ini. Dan itulah mengapa ihsan menjadi penting sebagai hal yang harus dimiliki bagi mereka yang berpredikat islam dan iman. Sebab ia menjadi penyedap, pemanis, penyejuk, pelengkap dan pembungkus, sehingga setiap gerak-gerik amal orang iman terlihat indah, sempurna dan mulia. Yang dalam bahasa lain disebut akhlaqul karimah, indah, sempurna bagi yang melihat, bertemu dan merasakannya. Diridhoi dan juga diterima di sisiNya. Oleh karena itu, mari cermati bagaimana ihsan mengambil bagian dan bertempat di dalam diri ini (?).


Sumber berita : https://ldii.or.id/esai-ihsan/

built with : https://erahajj.co.id