Pada tanggal 1 Oktober 2025, bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Kesaktian Pancasila, sebuah momentum untuk mengingat dan meneguhkan kembali Pancasila sebagai dasar dan pedoman hidup bangsa di tengah tantangan zaman yang serba digital dan penuh informasi hoaks. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menekankan pentingnya menjadikan Pancasila sebagai way of life, pandangan hidup dan nilai dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam mengenali serta menangkal informasi negatif yang beredar luas di dunia maya.
Hari Kesaktian Pancasila adalah pengingat akan keteguhan bangsa dalam mempertahankan ideologi negara dari berbagai ancaman, tidak hanya dari masa lalu seperti komunisme, tetapi juga dari ancaman modern berupa penyebaran hoaks dan disinformasi yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa. Dalam era digital, masyarakat harus lebih waspada dan bijak memilah informasi agar tidak terjerumus pada konflik atau kebencian yang merusak keharmonisan sosial.
LDII mengajak umat Islam dan seluruh warga negara untuk mengambil nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pedoman, mulai dari ketakwaan kepada Tuhan (sila pertama) hingga menjaga persatuan dan keadilan sosial dalam interaksi sehari-hari (sila ketiga hingga kelima). Mengamalkan nilai-nilai tersebut tidak hanya memperkuat iman, tetapi juga menciptakan lingkungan sosial yang sehat dan harmonis di tengah derasnya arus informasi digital. Pancasila sebagai way of life mengajarkan sikap toleransi, gotong royong, dan keadilan yang menjadi perisai moral menghadapi tantangan zaman.
Dalam konteks keagamaan dan kebangsaan, LDII menegaskan bahwa menjaga persatuan dan saling menghormati antar sesama adalah bagian dari ibadah dan kontribusi nyata dalam menjaga keutuhan NKRI. Maka, setiap individu memiliki tanggung jawab untuk hidup berdasarkan nilai Pancasila, menjadi sumber kebaikan dan penangkal negatifnya informasi yang bisa merusak persatuan bangsa.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025 bukan hanya seremoni, tetapi panggilan untuk seluruh warga Indonesia agar selalu mawas diri, memperkuat nasionalisme dengan landasan nilai-nilai agama dan Pancasila, serta cerdas dan kritis di era digital. Dengan demikian, Pancasila menjadi fondasi kokoh menjaga keberagaman dan mewujudkan Indonesia yang damai dan maju. (dea)