Proses penyembelihan hewan qurban yang akan dilakukan oleh Jagal bersertifikasi JULEHA
Denpasar (10/7). Satgas penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Provinsi Bali yang terdiri dari tim dokter Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Universitas Udayana (Unud) hadir dalam pemotongan hewan kurban warga LDII di Padangsambian, Denpasar, Minggu (10/7).
Anggota tim pemeriksa hewan dari Unud, Niha Ramontara menjelaskan prosedur pemeriksaan dimulai dari pemeriksaan klinis sebelum pemotongan. Hal ini untuk melihat adanya indikasi PMK pada hewan yang akan dipotong.
"Dari hasil uji klinis dinyatakan semua hewan di sini memenuhi syarat untuk bisa dikurbankan," ujar Remontara.
Setelah uji klinis pertama dilakukan, prosedur selanjutnya yakni pemeriksaan hewan setelah dipotong. Pengecekan dimulai dari kepala untuk melihat adanya cacing atau tanda-tanda kelainan. Setelah itu pengecekan pada organ dalam, meliputi jantung, hati dan limpa.
"Kalau di organ dalam ada kelainan misalkan terjadi konsistensi warna pada organ yg berubah pekat, maka organ itu akan kita singkirkan dan tidak boleh diedarkan, " tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPW LDII Bali, H Hardilan mengungkapkan warga LDII yang ada di seluruh kabupaten/kota se-Bali serentak melaksanakan pemotongan hewan kurban pada 10 Juli 2022 atau sesuai keputusan pemerintah.
"Data yang kami terima ada103 ekor sapi dan 120 ekor kambing yang dipotong warga LDII se-Bali," terang Hardilan.
Ia bersyukur karena ditengah merebaknya wabah PMK masih bisa berkurban. Selain bernilai pahala tinggi, ibadah kurban juga mengandung nilai dimensi sosial.
"Di dalam Al Quran diperintahkan untuk memberikan daging kurban kepada yang meminta maupun yang tidak minta, artinya boleh diberikan kepada siapa saja, tanpa memandang SARA," jelasnya.
Daging kurban dibagikan kepada warga di sekitar gedung serbaguna LDII Bali, baik warga muslim maupun warga yang beragama Hindu. "Pembagian daging kurban untuk warga non muslim terutama saudara kami yang Hindu Ini sebagai bentuk menyama braya atau menjaga tali persaudaraan," tukasnya.
Silaturahim dengan Lurah Padangsambian
Sementara itu di tempat terpisah, saat acara ramah tamah dengan Kepala Kelurahan Padangsambian, I Ketut Alit Artika dan jajarannya di Gedung Yayasan Bhakti Mulia Abadi milik warga LDII, sambil menikmati gulai kambing masakan ibu-ibu warga LDII.
H. Mulyadi, sesepuh warga LDII di lingkungan Padangsambian bernostalgia menceritakan secara runut hubungan baik warga LDII yang terjalin sejak lama dengan warga sekitar di lingkungan gedung DPW LDII Bali.
"Pintu kami selalu terbuka jika Pak Lurah berkehendak untuk singgah. Kami berharap ada pertemuan-pertemuan selanjutnya walaupun hanya sekadar minum kopi bersama," tuturnya.
Mulyadi juga mempersilakan pihak kelurahan jika memiliki saran atau masukan untuk warga LDII. (das)