Jakarta (15/8). Presiden Pertama RI Ir. Soekarno, mengemukakan bahwa rasa kebangsaan bukan sesuatu yang bersifat given, tapi sesuatu yang harus diperjuangkan.
Untuk itu, Kolonel Adm Amiruddin Laupe, Kasubdis Lingkim Direktorat Bela Negara Ditjen Potensi Kementerian Pertahanan berharap organisasi masyarakat (ormas) dapat menjadi motor penggerak persatuan dan kesatuan bangsa.
“Ormas ini sudah cukup lama, mulai dari sejak perjuangan bangsa kita, sudah ada ormas untuk memperjuangan negara kita, ada Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama yang begitu lama, kemudian masih banyak yang lainnya. Jadi perlu kami sampaikan, sejak perjuangan negara kita ini, sudah ada organisasi-organisasi kemasyarakatan.” ujar Amiruddin saat menjadi narasumber webinar kebangsaan DPP LDII dengan tema “Peran Ormas Islam dalam Membumikan Pancasila” dari perspektif Kemenhan pada Minggu (15/8).
Menurut UU No. 17 Tahun 2013, ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan NKRI yang berdasarkan Pancasila.
Ormas merupakan kekuatan dalam pemberdayaan masyarakat bersama kekuasaan eksekutif, legislatif, yudikatif. Kemudian, ormas diharapkan dapat membangun budaya-budaya cara hidup, cara berkehidupan berbasis Pancasila, sesuai dengan profesinya. Ormas merupakan garda bangsa dalam kekuatan pertahanan negara.
Selain itu juga, ormas berfungsi menjembatani, memperjuangkan, dan membela kepentingan rakyat dari politik praktis serta memiliki fungsi menjaga stabilitas politik dan sosial.
“Berorganisasi memberi ruang untuk berekspresi, mengembangkan kemampuan diri, membangun kepercayaan diri, menambah teman, meningkatkan wawasan dan pengetahuan, serta memupuk jiwa kepedulian,” katanya.
Ormas dalam mengimplementasikan Pancasila dengan tindakan-tindakan nyata. Misalnya, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, bisa dilakukan dengan saling menghormati antar agama.
“Kita harus melaksanakan agama kita sesuai kepercayaan yang kita anut, ada enam agama yang diakui oleh pemerintah, mari kita saling toleran,” ajaknya.
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dapat diwujudkan dengan saling membantu.
“Ormas dalam pembumian Pancasila harus diawali dari kita, diri sendiri, kelompok, masyarakat dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Amiruddin.
Ormas Islam dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dengan melalui dakwah, di lingkungan masyarakat, pendidikan, serta di lingkungan pekerjaan.
“Dapat dilihat dalam kondisi saat ini, kondisi pandemi, membumikan Pancasila dengan pedoman 3 M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, atau kita ikut vaksin, itu juga ada nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari,” lanjutnya.
Ada tiga pertanyaan mendasar yang harus diperhatikan oleh negara, karena bela negara ini bersifat wajib sesuai dengan UUD 1945, diantaranya ada kedaulatan negara, keutuhan bangsa, serta keselamatan bangsa.
“Negara itu seperti makhluk hidup, agar tetap hidup, kita harus membela, melindungi dari segala bentuk ancaman. Seluruh warga negara, lembaga negara, partai politik, ormas, dan lain-lain, itulah yang harus membela negara,” ungkapnya.
Bela negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku, serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan rakyat, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai dengan adanya kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dari ancaman.
“Inilah bela negara secara sederhana. Jadi, apa yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, yang bernilai positif, itulah bela negara,” kata Amiruddin.
Terkait dengan era new normal, untuk membangun ketahanan nasional ada empat aspek yang dapat diterapkan. Aspek kesehatan, dengan disiplin dan patuh terhadap protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, dan social distancing.
“Aspek ekonomi, dengan bergotong royong, membangun kreativitas dan beradaptasi untuk menghadapi stay at home economy,” ujarnya.
Aspek sosial budaya, dengan rela berkorban, tenang dan tidak menyebar hoaks. Terakhir, aspek pendidikan dengan tetap kretif dan inovatif di era new normal dan new spirit, selama belajar di rumah.
Kesadaran kolektif membela negara akan membentuk karakter bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai spektrum ancaman.
“Kami berharap, kepada ormas keagamaan, bisa menjadi role model bagi masyarakat dalam mengaktualisasi bela negara dalam kehidupan sehari-hari. Dapat menjadi kader bela negara, sekaligus motor penggerak dalam menjadi persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya.
Sehingga, diharapkan ormas dapat menjadi garda terdepan dalam mempertahankan nilai-nilai karakter dan jati diri bangsa serta menjadi agen perubahan dalam membangun karakter bangsa. (yuli/ff lines).
The post Kemenhan: Ormas Diharapkan Jadi Motor Penggerak Persatuan dan Kesatuan Bangsa appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/kemenhan-ormas-diharapkan-jadi-motor-penggerak-persatuan-dan-kesatuan-bangsa/