Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Ketua LDII Prof Singgih: Jadikan Sila ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ Sebagai Pondasi, Bukan Bingkai

Kategori : LDII News, Nasional, Ditulis pada : 15 Agustus 2021, 13:51:57

Jakarta (15/8). Ketua DPP LDII, Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono M.Hum mendorong agar sila pertama dari Pancasila yang berbunyi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ sebagai pondasi, bukan sebagai ‘bingkai’ dalam konstruksi keindonesiaan.

Sebab jika sila Ketuhanan Yang Maha Esa dijadikan bingkai atau wadah yang akan melahirkan agama tertentu, maka menurutnya ini akan menjadi bibit konflik yang berkepanjangan.

“Karena negara kita adalah negara yang plural, termasuk dalam hal agama dan kepercayaan. Maka agama dijadikan sebagai pondasi, bukan sebagai wadah,” kata Singgih di Webinar Kebangsaan, terkait Peran Ormas Islam Dalam Membumikan Pancasila, Minggu (15/8/2021).

Guru Besar Sejarah Universitas Diponegoro (Undip) itu mengatakan yang patut menjadi bingkai konstruksi keindonesiaan dalam Pancasila adalah sila ‘Persatuan Indonesia’ atau sila ketiga.

Sehingga rumusannya, apapun agama yang dipeluk yang sesuai dengan sila pertama, bermacam aktualisasi kemanusiaan yang dilakukan berdasarkan sila kedua, berbagai bentuk demokrasi yang dijalankan sesuai sila keempat, serta model keadilan yang dibayangkan seperti apa yang dimaksud sila kelima, poinnya adalah harus dalam bingkai Persatuan Indonesia.

“Jadi tetap dalam bingkai NKRI (sila yang ketiga),” kata Singgih.

Jika sila pertama dijadikan sebagai pondasi, sila ketiga sebagai bingkai, sila kelima sebagai tujuan, maka sila kedua (kemanusiaan) dan sila keempat (demokrasi) dijadikan sebagai semangat serta cara untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara.

Prof. Singgih membuat kristalisasi pandangan LDII terhadap Pancasila, yang menegaskan bahwa bangsa Indonesia tanpa Pancasila akan rapuh.

Pertama, Indonesia akan rapuh jika tidak punya pondasi religiusitas yang kuat, sebagaimana yang termaktub dalam sila pertama Pancasila, yakni ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.

Kedua, bangsa Indonesia akan tercerai berai jika tidak ada bingkai yang jelas, seperti yang dirumuskan dalam sila ketiga, yang berbunyi ‘Persatuan Indonesia’.

Ketiga, bangsa Indonesia akan kehilangan arah, jika tidak mempunyai tujuan yang jelas, seperti yang dirumuskan di sila kelima, yang bunyinya ‘Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,’.

Selanjutnya, Indonesia juga tidak akan menjadi bangsa yang beradab, jika tidak memiliki nilai kemanusiaan, kebersamaan, dan tidak memiliki kesadaran untuk menerapkan gotong royong, jika tidak ada sila kedua yang berbunyi ‘Kemanusiaan yang beradab’, dan sila keempat yang berbunyi ‘Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan,’.

“Masing-masing sila dapat dibedakan tapi tidak dapat dipisah-pisahkan, namun saling melengkapi,” ujarnya.(laras/LINES)

The post Ketua LDII Prof Singgih: Jadikan Sila ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ Sebagai Pondasi, Bukan Bingkai appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.


Sumber berita : https://ldii.or.id/ketua-ldii-prof-singgih-jadikan-sila-ketuhanan-yang-maha-esa-sebagai-pondasi-bukan-bingkai/

built with : https://erahajj.co.id