Yogyakarta (31/7). Mempersiapkan generasi emas 2045, harus dimulai dengan mempersiapkan generasi sekarang sebagai calon orang tua bagi mereka. Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyampaikan hal itu dalam Focus Group Discussion (FGD)-2 Pra Muswil DPW LDII Yogyakarta, pada Sabtu (31/7).
FGD yang bertema “Penguatan Pendidikan Karakter untuk Menyongsong Generasi Emas Indonesia 2045” itu juga mengundang pembicara lain, yakni Kepala Dikpora DIY Didik Wardaya, SE., M.Pd., Koordinator Bidang Pendidikan DPP LDII Dr. Drs. Basseng, M.Ed., dan Direktur Pascasarjana Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Prof. Dr. Ki. Supriyoko, M.Pd.
GKR Bendara mengungkapkan bahwa tumbuh kembang 100 hari pertama kehidupan merupakan kewajiban kedua orang tua. Dimulai saat ibu hamil, harus dipenuhi asupan vitamin dan asam folat, wajib kunjung ke tenaga medis profesional saat hamil minimal 6 kali, pemenuhan gizi ibu menyusui, menjaga kesehatan mental ibu, dan melengkapi imunisasi. “Jangan sampai anak kita masuk kategori stunting,” ujarnya.
Stunting adalah bayi yang lahir dengan kondisi kurang gizi, pendek, dan perkembangan otaknya tidak maksimal. Untuk itu, GKR Bendara menekankan pula peran ayah yang sangat penting untuk memastikan ibu dan anak mendapatkan gizi yang cukup. “Ada kasus dimana ibu memprioritaskan suami dan anaknya untuk mendapatkan gizi, tapi melupakan dirinya. Nah, ini peran yang sangat penting di 1.000 hari pertama kehidupan,” jelasnya.
Terkait pola pengasuhan anak, GKR Bendara menyampaikan bahwa cara mengasuh anak laki-laki dan perempuan sebaiknya tidak dibedakan. “Banyak orang tua berpendapat, anak laki-laki tidak boleh menangis. Berarti anak ini harus menahan emosinya, sebenarnya, tentu emosi ini harus dikeluarkan. Akhirnya, emosi diluapkan ketika dewasa ke jalur yang tidak benar,” ujarnya. Untuk itu, GKR Bendara berharap dukungan orang tua untuk dapat mengelola emosi anak sejak dini, sehingga tidak terjadi luapan emosi tidak pada tempatnya.
Berbicara budaya, GKR Bendara menjelaskan bahwa Keraton Yogyakarta memiliki gerakan repackaging culture. “Dari keraton mencoba memperkenalkan budaya dengan cara yang lebih terjangkau oleh para milenial,” ujarnya.
Tata krama, ritual kebudayaan, pakaian adat, tarian adat, sejarah bangsa itu semua perlu dilestarikan. “Semua yang dilakukan oleh leluhur kita tentu ada makna di dalamnya. Ini yang perlu kita lestarikan, ini juga yang dapat menjadi titik pembeda kita dengan negara lain,” tuturnya.
Terakhir, istri Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara ini menghimbau untuk sama-sama menghargai budaya, mencintai budaya, melestarikan budaya, dan jangan mengkritik budaya orang lain. “Sehingga nantinya, orang lain pun akan dapat melakukan yang sama terhadap budaya kita,” tutupnya. (Nisa/LINES)
The post GKR Bendara: 1.000 Hari Pertama Kehidupan Momentum Siapkan Generasi Emas appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/gkr-bendara-1-000-hari-pertama-kehidupan-momentum-siapkan-generasi-emas/