Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Silaturrahim Kebangsaan LDII Jateng: Budaya Memaafkan, Cegah Perpecahan

Kategori : LDII News, Lintas Daerah, Nasional, Ditulis pada : 01 Juni 2021, 09:16:23

Semarang (1/5). Menggelar silaturahim bertema kebangsaan bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, DPW LDII Jateng mengangkat kembali budaya saling memaafkan, dengan tujuan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Perhelatan ini juga kembali mengangkat nilai luhur Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam sambutannya, Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Singgih Tri Sulistiyono menyampaikan bahwa dalam menghadapi konflik yang mengarah pada divided nation yakni dengan saling memaafkan. Singgih juga berharap melalui acara ini, dapat mempererat tali persaudaraan. Dengan memaafkan, perpecahan dapat dihindari.

“Salah satu inti yang bisa dijadikan formula adalah sikap saling memaafkan yang perlu menjadi budaya. Semua bibit perpecahan atau kekerasan dapat dicegah dan diselesaikan,” kata Singgih.

Seperti diketahui saat ini pada level nasional atau internasional, umat Islam sedang mengalami konflik berkepanjangan, baik antar muslim itu sendiri atau dengan umat lain. Seperti yang terjadi di Suriah dan Palestina, juga persoalan suku Uighur yang wilayahnya berada dalam kekuasaan pemerintah China. Di media massa juga masih ada kekerasan. Perpecahan di mancanegara itu, jangan sampai terjadi di Indonesia, sebagaimana harapan para founding fathers.

“Padahal justru perbedaan itulah yang menjadikan kita sebuah bangsa, yakni sadar bahwa ada persamaan. Jika sekarang, perbedaan itu justru dijadikan alasan untuk berkonflik, maka hal ini bertentangan dari para founding fathers,” katanya.

Keberagaman adalah sunnah Allah yang menjadi ujian bagi manusia dalam hal kerjasama, saling menolong, hal itulah yang menjadi tantangan. Karena itu Singgih berharap, melalui acara ini dapat mewujudkan cita-cita founding fathers kedepannya dengan kerjasama antara ormas Islam dan pemerintah.

Mengenai LDII, Singgih mendorong warga LDII melaksanakan moderasi beragama. Sesuai dengan arahan dari Kementerian Agama dan MUI untuk melakukan moderasi beragama, serta terus silaturrahim dan konsultasi dengan jajaran pemerintah.

Wujud dari upaya ukhuwah islamiyah dan wathoniyah, LDII terus mengundang para stakeholder pemerintah, MUI, atau ormas Islam yang lain. “Silaturrahim adalah salah satu pondasi persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Singgih. Ia juga menyampaikan mengenai 8 klaster program yang utamanya adalah klaster kebangsaan, agar menciptakan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda. Lalu juga klaster dakwah yang menargetkan tri sukses generasi penerus, yakni generasi yang alim-faqih, berakhlak mulia, dan mandiri.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah, H. Musta’in Ahmad, SH. MH., dalam sambutannya menyampaikan bahwa semangat silaturrahim dari LDII patut diapresiasi. Jangan lelah mencintai Indonesia, karena dengan cinta Indonesia itu merawat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam kondisi masyarakat yang berbeda adalah agar saling mengenal satu sama lain dan terus semangat bersilaturrahim. Ia juga mengatakan, saat banyak tawaran mengenai identitas kebangsaan, Indonesia justru sedang memperingati hari lahir Pancasila (1 Juni).

“LDII mengingatkan kembali pada nilai luhur Pancasila dengan menggelar silaturrahim kebangsaan ini. Dengan terbukanya arus informasi, para founding fathers sudah tegas menunjukkan kebangsaan Indonesia,” kata Musta’in.

Perbedaan agama, suku, dalam hal ini justru bertemu melalui Pancasila. Negara yang memilih Pancasila sebagai pedoman dengan mengedepankan ilmu agama sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini menjadi ukuran toleransi kerukunan hidup beragama.

Senada dengan dua pembicara sebelumnya, Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Daroji mengatakan, saat ini yang membahayakan adalah bad news is a good news. Terjadinya konflik, agar manusia tidak ikut dalam arus tersebut. Ia menegaskan, “Menurut Islam, umat Islam ini ibarat satu tubuh, jika ada salah satu bagian yang sakit, maka semuanya ikut sakit. Seperti bangunan satu yang masing-masing komponen saling menguatkan.”

Bukan hanya zoon politicon saja, tapi seperti bangunan yang satu. Karenanya KH Ahmad Daroji mengapresiasi budaya memaafkan yang menjadi tema utama acara ini. Ganjalan psikologis jika saling memaafkan maka tidak akan terjadi. “Budaya minta maaf ini betul, Prof (Singgih). Karena setelahnya akan timbul ikhlas antar sesama,” katanya. Budaya memaafkan ini yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia, Islam yang dikembangkan adalah Islam Nusantara.

Islam sejatinya mengajarkan hidup selaras, serasi, dan seimbang. Ini salah satu bentuk bagaimana hubungan manusia kepada Allah dan juga kepada sesama manusia,” tegas KH Ahmad.

The post Silaturrahim Kebangsaan LDII Jateng: Budaya Memaafkan, Cegah Perpecahan appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.


Sumber berita : https://ldii.or.id/silaturrahim-kebangsaan-ldii-jateng-budaya-memaafkan-cegah-perpecahan/

built with : https://erahajj.co.id