Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, LDII Gelar Webinar Internasional Lingkungan Hidup

Kategori : LDII News, Nasional, Ditulis pada : 27 Juni 2023, 10:17:29

Jakarta (27/06). Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Lokasinya diapit oleh Samudera Hindia dan Pasifik, juga Benua Asia dan Australia. Kepulauan yang indah itu, ternyata menyimpan bahaya yang besar.

“Letak geografis Indonesia yang dilalui oleh Cincin Api (Ring of Fire) menyebabkan Indonesia memiliki tiga patahan besar yang menjadikan Indonesia rawan bencana tsunami,” ucap Ketua Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia, Ary Tirto Djatmiko.

Ia menambahkan, di atas 10 tahun minimal terjadi perubahan iklim. BMKG memberikan gambaran cuaca iklim, gempa bumi tektonik, perubahan cuaca terjadi cepat, dan iklim berubah secara lambat. Indonesia memiliki tiga tipe pola hujan dan Zona Musim (ZOM) yang artinya setiap wilayah dibuat klaster-klaster untuk menentukan apakah daerah tersebut mempunyai tipe musim yang sama.

“Tahun ini kami memutakhirkan yang mulanya ada 342 ZOM menjadi 699 ZOM. Mengupdatenya setiap sepuluh tahun sesuai regulasi Badan Meteorologi Dunia di seluruh negara, sehingga inilah alasan kenapa perubahan iklim bisa dikatakan tiap tahun tidak ada perubahan tapi minimal sepuluh tahun ke atas,” ujar Ary dalam Webinar Internasional Lingkungan Hidup 2023 yang digelar DPP LDII, pada Sabtu (24/6).

Selain itu, Ary menjelaskan bahwa cuaca, iklim bisa diprakirakan terjadi cepat atau lambat, sedangkan gempa bumi tektonik dan vulkanik merupakan suatu kejadian yang tidak bisa diprakirakan. Dan juga kumpulan cuaca bisa digunakan untuk mengetahui iklim yang akan terjadi.

“Mengingat gempa bumi tektonik dan vulkanik tidak bisa diprakirakan, namun bukan berarti tanda-tandanya tidak diketahui tapi bisa melalui metode pendekatan medikasi, adaptasi, advokasi” ucap Ary.

Bencana yang terjadi menimbulkan kerugian karena terkait daya dukung alam dan kerentanan ditimbulkan dari aktivitas manusia itu sendiri. Karena itu perlu mitigasi di wilayah padat penduduk. Selain itu, tidak memahami tanda terjadinya bencana.

Minimnya pemahaman tentang kemajuan teknologi yang terjadi juga berdampak terhadap tingginya korban dan kerugian yang diakibatkan dari bencana alam yg terjadi. Selain itu, sistem peringatan dini yang tidak berfungsi dengan baik, kurangnya respon masyarakat, dan tidak adanya aturan prasyarat bangunan atau konstruksi juga menjadi faktor yang perlu ditangani.

“Kemajuan teknologi bukan berarti meninggalkan kearifan lokal peninggalan nenek moyang, atau di masyarakat Jawa disebut Pronoto Mongso atau penentuan musim. Generasi milenial saat ini belum memahami tanda-tanda alamnya, sehingga diperlukan sharing knowledge dari senior ke juniornya berupa sosialisasi maupun training,” ujarnya.

The post Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, LDII Gelar Webinar Internasional Lingkungan Hidup appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.


Sumber berita : https://ldii.or.id/peringati-hari-lingkungan-hidup-sedunia-ldii-gelar-webinar-internasional-lingkungan-hidup/

built with : https://erahajj.co.id