Palangkaraya (8/5). DPW LDII Kalimantan Tengah (Kalteng) berpartisipasi dalam pengamatan hilal yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalteng, pada Kamis (20/4). Bertempat di Menara Masjid Raya Darussalam Palangkaraya, Kalteng.
LDII bergabung dengan instansi pemerintah dan organisasi kemayarakatan (Ormas) lainnya, di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalteng, Pengurus Wilayah Nahlatul Ulama (PWNU) Kalteng, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalteng, Kepala Kemenag Provinsi Kalteng, dan pihak terkait lainnya.
Koordinator Tim Pemantau Hilal DPW LDII Kalteng, Aris Wijaya mengatakan bahwa kondisi cuaca kurang mendukung untuk pengamatan hilal. Langit diselimuti kabut dan hujan di atas wilayah Palangkaraya. “Hilal tidak terlihat,” katanya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kakanwil Kemenag Kalteng Noor Fahmi bahwa posisi matahari terbenam tanggal 20 April 2023 berkisar antara 0,75 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 2,36 derajat di Sabang, Aceh. Sementara di Kalimantan Tengah saat matahari terbenam berkisar antara 1,36 derajat di Palangka Raya. Berdasarkan fakta tersebut bulan baru 1 Syawal 1444 Hijriyah ternyata belum terlihat.
Ketua DPW LDII Kalteng Nur Prayudi menuturkan untuk menentukan awal bulan Syawal yang menandai berakhirnya bulan Ramadan diperlukan pemantauan hilal. Penentuan Syawal dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu hisab atau wujudul hilal dan rukyatul hilal.
Metode hisab menggunakan perhitungan matematika untuk memprediksi gerakan hilal dan menentukan posisinya di langit pada waktu tertentu. Metode ini lebih cenderung pada perhitungan secara teoritis dengan menggunakan perhitungan astronomi.
“Sedangkan metode rukyatul hilal dilakukan dengan mengamati hilal secara langsung dengan mata telanjang atau teleskop pada malam yang ditentukan. Metode ini lebih cenderung pada pengamatan secara empiris dengan melihat hilal yang sesungguhnya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Prayudi mengungkapkan, kedua metode tersebut saling melengkapi, karena metode hisab dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinan visibilitas hilal pada malam tertentu, sedangkan metode rukyatul hilal dapat mengkonfirmasi keberadaan hilal secara langsung. (PS)
The post LDII Kalteng Bergabung dengan Tim Pemantau Hilal Kemenag appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/ldii-kalteng-bergabung-dengan-tim-pemantau-hilal-kemenag/