Jakarta (4/4). Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan, Charles Honoris menyosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan, dengan tema “Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Untuk Memperkuat NKRI”. Acara yang dikemas dalam bentuk talkshow tersebut bekerja sama dengan DPD LDII Jakarta Utara, dan dihelat di halaman Masjid Al Akbar, Jakarta Utara, pada Minggu, (2/4).
Charles Honoris menyampaikan, Indonesia merupakan negara yang beragam mulai dari suku, agama, etnis, dan budaya. Sebagai negara yang beragam, tentu Indonesia rentan terhadap perpecahan. Maka persatuan dan kesatuan menjadi kunci bangsa Indonesia untuk menjaga keberagaman tersebut.
Saat ini, kemajuan teknologi sangat pesat, termasuk tingginya kecepatan peredaran informasi. Charles Honoris memaklumi, kemajuan teknologi banyak mendatangkan manfaat. Akan tetapi juga memiliki dampak negatif yang harus diantisipasi, seperti penyebaran berita hoax. Bahkan media saat ini menjadi alat penyebaran politik identitas dan ideologi transnasional.
“Ada dampak negatif yang harus kita waspadai dari perkembangan teknologi informasi. Bagi konsep negara bangsa dengan ideologi negara Pancasila, ini bisa menjadi ancaman. Masyarakat dibombardir dengan berbagai ideologi transnasional yang tidak sejalan dengan Pancasila,” ujarnya.
Charles Honoris menjelaskan, beberapa negara mengalami krisis akibat politik identitas. Ia menyebutkan beberapa tokoh yang menggunakan politik identitas untuk memenangi pemilu seperti Donald Trump dari Amerika dan Jair Bolsonaro dari Brasil.
Donald Trump menggunakan isu imigran sebagai perusak ekonomi AS, sehingga mencipatakan kebencian terhadap pendatang. Setelah Trump tidak terpilih pendukungnya menjadi brutal. Sementara Jair Bolsonaro dengan pandangan konservatif, menekan kaum minoritas. Lalu di Eropa seperti negara Austria, pemerintahnya yang berkuasa dari kelompok kanan, juga jualan kebencian terhadap kelompok imigran.
“Di Indonesia, politik identitas digunakan untuk menyerang kandidat tertentu. Hasil dari pemerintahan yang terpilih dari politik identitas adalah masyarakat dibuat emosional. Selama berbulan-bulan masyarakat diracuni ketakutan dan hingga kini masih ada sisa-sisa polarisasi,” katanya.
Charles Honoris berharap demokrasi yang diterapkan Indonesia adalah demokrasi yang sehat. Indonesia memiliki target pada tahun 2045, bisa menjadi lima ekonomi terbesar di dunia. Bagaimanapun, sumber daya manusia harus dipersiapkan. Salah satu yang ia utarakan adalah keberhasilan program BPJS yang menjangkau masyarakat.
“Caranya bisa menjadi pemilih rasional, bahwa perbedaan itu hal yang biasa dan perdebatan dilakukan dengan cara beradab. Tugas kita bersama sebagai anak bangsa, bergotong-royong membangun ideologi Pancasila di tengah masyarakat. Pancasila harus menjadi bintang penuntun menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.
Di tempat yang sama, Deddy Rahmadi yang menjadi narasumber talkshow, juga mengapresiasi sikap dan cara pandang LDII dalam memaknai situasi kebangsaan. Ia mengapresiasi gerakan yang digaungkan LDII bersama Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) soal “Bahasa Sebagai Alat Pemersatu” di Munas IX LDII tahun 2021.
“Pasti ada dasar, kenapa akar bahasa Melayu Nusantara menjadi bahasa yang mengikat secara formil, politik, dan ekonomi. Dengan Bahasa Indonesia kita punya bayangan ikatan kebangsaan di masa itu. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat pertahanan,” katanya.
Deddy Rahmadi berpendapat, bahasa menjadi alat untuk mengkonsolidasikan semua elemen kebangsaan. Bahasa bisa menjadi identitas secara kolektif sehingga bisa setara dengan entitas kelompok lain. maka bahasa Indonesia dipelihara dan dijadikan alat model interaksi antar sesama anak bangsa.
Ketua DPD LDII Kota Jakarta utara, Pudya Sanjaya yang mendampingi Charles Honoris menyambut baik terselenggaranya Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Menurutnya, kegiatan ini menjadi sarana menjaga semangat kebersamaan di antara masyarakat, terutama generasi muda. Caranya dengan menciptakan karakter generasi muda yang mencintai bangsanya.
“LDII Jakarta Utara banyak melakukan kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR RI sebagai turunan dari program Delapan Bidang Pengabdian DPP LDII. Kami jalankan bekerja sama dengan DPR RI. Kami juga bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri Jakarta Utara, Kesbangpol Jakarta Utara, dan Kodim 0502 Jakarta Utara. Harapannya Kita bisa menerapkan prinsip kebangsaaan dan menerapkan prinsip Pancasila,” katanya
Acara talkshow dimoderatori oleh Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi DPP LDII H. Tri Gunawan Hadi. Acara tersebut dihadiri 400 peserta dari santri, mahasiswa, dan warga LDII di Jakarta Utara. Selain talkshow, acara juga diramaikan dengan pembagian doorprize, santunan anak yatim, dan buka puasa bersama.
The post Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ajak Warga LDII Jakut Berdemokrasi Santun appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/wakil-ketua-komisi-ix-dpr-ri-ajak-warga-ldii-jakut-berdemokrasi-santun/