Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Rawan Diguncang Gempa Besar hingga Tsunami, LDII Bali Gelar Simulasi

Kategori : Artikel, Berita Terkini, Slideshow, Ditulis pada : 23 Februari 2020, 18:24:26

DENPASAR – Guna menyiapkan generasi muda yang tanggap bencana, DPW LDII Bali bersama Stasiun Geofisika Denpasar, BPBD Kota Denpasar, dan PMI Kota Denpasar menggelar sosialisasi dan simulasi gempa bumi dan tsunami, Minggu (23/2/2020) pagi.

Acara yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna LDII Bali di Padangsambian, Denpasar Barat, itu berlangsung semarak. Tidak kurang dari 200 orang generasi LDII Bali antusias menyambut materi sekaligus simulasi yang disampaikan pemateri.

Kalaksa BPBD Kota Denpasar, Drs. Ida Bagus Joni Arimbawa, M.Si

Kalaksa BPBD Kota Denpasar, Drs. Ida Bagus Joni Arimbawa, M.Si, saat membuka acara berterima kasih atas kesediaan LDII mengikuti sosialisasi dan simulasi gempa bumi dan tsunami. Ditegaskan, acara ini sangat penting. Pasalnya, Bali merupakan daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami.

“Karena itu perlu terus diadakan sosialisasi dan simulasi bencana kepada generasi muda. Dengan demikian, ke depan ketika terjadi bencana sudah sigap,” ujar Joni. Tampak hadir Sekretaris PMI Kota Denpasar, I Nyoman Lantra, S.Sos.

Pengurus LDII Bali bersama Kepala Sta Geofisika Sanglah, Kalaksa BPBD Dps dan PMI Dps

Sementara itu, dari DPW LDII Bali hadir jajaran pengurus dan dewan penasihat (wanhat). Ketua DPW LDII Bali, Drs. H. Olih Solihat Karso, M.Sn meminta generasi muda yang hadir semangat mengikuti simulasi. Nantinya ilmu yang didapat bisa ditularkan pada keluarga dan lingkungan sekitar. “Namanya bencana tidak ada yang tahu kapan datangnya. Karena itu, kita perlu membekali diri,” tutur Olih.

Di lain sisi, Kepala Stasiun Geofisika Denpasar, Ikhsan, S.T., M.Si., mengapresiasi LDII Bali yang sudah bersedia menyiapkan tempat dan menginstruksikan generasi mudanya untuk mengikuti acara.

Ikhsan mengungkapkan, baik di Bali Selatan dan di Bali Utara, semua rawan gempa bumi dan tsunami. Berdasar catatan BMKG, dalam kurun waktu 1815 – 2019, ada 14 gempa bumi besar, dua di antaranya oleh masyarakat Bali dikenal dengan gejer Bali, yaitu gempa 1815 dan 1917 yang berlokasi di utara Bali. Gempa tersebut memicu tsunami yang menyebabkan meninggalnya ribuan orang dan kerusakan bangunan. “Intinya acara sosialisasi dan simulasi ini untuk membangun jiwa sadar dan tanggap bencana generasi muda,” jelas Ikhsan.

Selain penyampaian materi dan simulasi, juga ada pengarahan dari BPBD Kota Denpasar terkait evakuasi mandiri. Misalnya, saat gempa bumi terjadi tidak boleh berlari. Langkah pertama tetap tenang dan lindungi kepala. Jika sudah aman, segera menuju titik kumpul.

Tak ketinggalan PMI Kota Denpasar mempraktikkan pertolongan pertama jika ada bencana. Misalnya, pertolongan pertama pada korban patah tulang, luka bakar, dan luka kepala. “Evaluasi tetap kami lakukan, tapi sebagian besar generasi muda LDII Bali cukup memahami apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi dan tsunami,” tegas Ikhsan.

Kepala Stasiun Geofiska Sanglah memberikan Rambu Evakuasi kepada LDII Bali

Di sela acara, Kepala Stasiun Geofisika Denpasar menyerahkan rambu evakuasi sebagai syarat standar sarana keselamatan dan evakuasi gedung. Tidak hanya itu, LDII Bali juga mendapat sertifikat sebagai bentuk partisipasi sadar bencana. (KIM)

Pelatihan Pemadaman Kebakaran oleh BPBD
built with : https://erahajj.co.id