Sleman (22/11). DPW LDII Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menghelat acara rutin “Kajian Hadis Kutubus Sittah”. Salah satunya di Pondok Pesantren Kutubus Sittah Mulyo Abadi Sleman, yang sudah berdiri sejak 1984. Mulai dari Sahih al-Bukhori, Sahih Muslim, Sunan an-Nasa’i, Sunan Abu Daud, Sunan at-Tirmidzi, dan Sunan Ibnu Majah.
Beberapa waktu lalu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY, KH. Machasin, membuka secara resmi Kajian Hadis Sahih Muslim periode pengkhataman November 2022 hingga Januari 2023.
Dalam tausiahnya, KH. Machasin menyambut gembira “Kajian Hadis Sahih Muslim” yang diadakan oleh LDII DIY, di pondok pesantren yang berada di tepi Jalan Raya Magelang KM 8,5.
“Saya sangat bergembira bahwa di sini dikaji kitab-kitab hadis Kutubus Sittah yang sangat terkenal dan menjadi rujukan bagi ahli dalam memutuskan persoalan-persoalan berkaitan dengan fikih,” ungkap guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut.
Mantan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI (2014-2016) itu menuturkan bahwa telah lama mengenal LDII. Suatu saat pernah mendampingi Presiden RI, Joko Widodo menerima pengurus harian DPP LDII di Istana Negara Jakarta.
Menurutnya, belajar kitab secara mendalam itu harus tekun dan waktunya tidak sedikit. Santri biasa pasti memerlukan waktu yang lama untuk belajar. “Sedangkan program belajar secara akselerasi diperuntukan tidak untuk seluruh santri. Program akselerasi bagi santri/santriwati yang memiliki kecerdasan luar biasa,” ujarnya.
Mantan Kepala Pusat Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI ini juga berharap para santri LDII belajar tidak hanya melalui buku, namun melihat pula kehidupan sebagai media pembelajaran. Saat berdakwah turut mengalir bersama masyarakat tetapi tidak terbawa arus. Jangan sampai terlena dan terpengaruh, seperti dampak negatif media sosial.
“Dakwah itu tidak melawan arus, yang paling baik, tetapi mengikuti arus, hanya tidak terbawa arus. Mengikuti di belakang namun dengan handayani (daya), tutwuri handayani. Ada pengaruhnya,” jelasnya.
Turut hadir menyimak tausiah Ketua umum MUI DIY, antara lain Ketua Dewan Pimpinan Wilayah LDII DIY Atus Syahbudin, Ketua DPD LDII Sleman Suwarjo, bersama pengurus harian DPW/DPD, serta beberapa dewan penasehat dan dewan guru ponpes.
Atus menyampaikan “8 bidang pengabdian LDII untuk bangsa”. Yang teranyar, implementasi program LDII DIY menurut Mantan Dewan Syura Muslim Student Association Japan (MSAJ) ini adalah sinergi dengan program Pusat Inkubasi Bisnis Syari’ah (PINBAS) Komisi Ekonomi dan Bina Kesejahteraan Umat MUI DIY untuk melaksanakan sertifikasi halal makanan nabati.
Lalu penyelenggaraan Jogja Jambore Anak Saleh (JOGJAS) 2022 yang berpusat di Kapanewon Ngemplak, Sleman. Selain itu, bersama Kejaksaan Tinggi DIY, LDII turut menyukseskan program Kejaksaan Agung RI, yakni “Jaksa Masuk Pesantren” di Pondok Pesantren Pelajar Mahasiswa Baitussalam, Kota Yogyakarta.
Melalui kajian yang dibuka oleh Ketum MUI DIY itu, Ketua Ponpes Kutubus Sittah Mulyo Abadi, Jiwantoro berharap para santri senantiasa berkarakter alim-fakih, berakhlakul kharimah, dan mandiri. Ia menyampaikan pula bahwa santri-santri berasal dari DIY dan luar DIY. Bahkan hingga Papua, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera.
Ruang kelas ponpes tersebut ber-AC dengan suasana pondok yang sangat asri. Selain itu, santri dapat menginap di asrama putra dan putri yang terpisah, serta tersedia ruang makan dan laundri. Dengan fasilitas tersebut, santri hanya dikenakan biaya makan setiap harinya Rp15.000 dan biaya admin Rp 2.000/hari. “Ayo mengaji kutubus Sittah di Mulyo Abadi,” pungkas Ustaz Sahli, salah satu dewan guru ponpes.
The post Kajian Kutubus Sittah di Ponpes Mulyo Abadi Sleman Dapat Apresiasi MUI appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/kajian-kutubus-sittah-di-ponpes-mulyo-abadi-sleman-dapat-apresiasi-mui/