Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Peringati WCDI 2022, LDII Dorong Masyarakat Peduli Lingkungan

Kategori : LDII News, Nasional, Ditulis pada : 19 September 2022, 06:25:31

Jakarta (18/9). Permasalahan sampah memerlukan perhatian khusus seluruh elemen masyarakat di dunia. Saat ini, kondisi penanganan sampah sangat memprihatinkan, dan menjadi masalah global. Hal itu disampaikan oleh Ketua Plustik Raymond Hardiyanto dalam peringatan World Cleanup Day Indonesia 2022 (WCDI) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (18/9).

“Kepeduliannya sebenarnya masih sangat kurang ya, nah itu juga yang harus kita tingkatkan dengan acara-acara seperti ini bisa mengedukasi kesadaran masyarakat mengenai sampah. Makanya, European Union juga mengadakan acara ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan sampah terutama sampah plastik.” ujarnya.

Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa masalah sampah plastik di bumi sudah berada di luar kendali dan perlu upaya keras untuk menangani permasalahan tersebut. Selain itu, sekitar 24-34 juta metrik ton polusi plastik yang masuk ke laut setiap tahunnya, dan sekitar 11 persen berasal dari total sampah plastik di dunia.

“Pengolahan sampah yang tercampur bisa merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Untuk menangani permasalahn sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif dalam pengelolaannya,” ungkapnya.

Untuk itu, dalam kegiatan itu sebagai edukasi kepada masyarakat untuk mendaur ulang sampah. “Jadi, sampah-sampah yang sudah kita kumpulkan yang plastik-plastik ini, kita akan pilah kemudian akan jadikan barang baru, bukan hanya sekedar sekali pakai tapi bisa tahan lama,” tambahnya.

Raymond mengapresiasi DPP LDII sebagai salah satu ormas di Indonesia yang berpartisipasi aktif dalam WCDI 2022. “Plustik sangat berterima kasih khususnya kepada LDII, dengan semua dukungannya pada acara ini terutama untuk kepentingan lingkungan,” ujar Raymond.

Raymond mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mensukseskan program aksi pilah sampah. Ia mengimbau produsen agar membuat produk yang lebih ramah lingkungan, “Jadi, bukan hanya dari masyarakat yang sudah terima jadi tetapi dari produsennya sendiri harus lebih bertanggung jawab terhadap bahan produksi yang mereka hasilkan,” jelas Raymond.

Raymond menekankan masyarakat untuk peduli terhadap sampah di lingkungannya masing-masing. “Saran saya, mulai dari diri masing-masing kita membuang sampah pada tempatnya, mengumpulkan dan memisahkan sampah plastik dan sampah organik. Sehingga ketika sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA), sampah itu lebih mudah didaur ulang atau dikelola,” tuturnya.

Senada dengan hal itu, Ketua Departemen Litbang, IPTEK, Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Lisdal) DPP LDII Sri Wilarso Budi, mendorong agar lembaga masyarakat dan komunitas dapat melakukan gerakan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Dalam hal ini, LDII meluncurkan Kader Gemilang (Generasi Muda Indonesia Bela Lingkungan) sebagai pengelola lingkungan hidup dan gerakan pengelolaan sampah rumah tangga dan pesantren.

“Event hari ini untuk membangkitkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah. Kita tahu bahwa pengeloan sampah sudah menjadi masalah global. Lingkungan-lingkungan banyak tercemar sampah, padahal kalau sampah itu terkelola dengan baik, sampah itu bisa menjadi berkah atau uang, karena dari sampah itu bisa dijadikan kompos dan barang-barang berharga lainnya,” ujarnya.

DPP LDII dan 25 orang kader Gemilang ikut dalam aksi pilah sampah yang dilaksanakan di sekitar Bundaran Hotel Indonesia pada Minggu (18/9). Dengan diadakan event seperti itu diharapkan masyarakat akan sadar terhadap lingkungan sekitar.

“Kan Islam itu sendiri karakternya adalah kebersihan, makanya di LDII ini juga menggerakan kebersihan dari tingkat bawah, berbasis masjid, pondok pesantren, ataupun rumah tangga, sehingga nanti event seperti ini bisa kita tularkan ke tingkat bawah,” ucap pria yang akrab dipanggil Wilarso itu.

Selanjutnya, pembekalan bagi stakeholder pendidikan termasuk mubaligh-mubalighot juga diperlukan untuk membantu mendidik anak didiknya terkait pengelolaan sampah. “Untuk kedepannya di tingkat bawah, mulai dari PAUD, caberawit, praremaja, dan remaja selalu diingatkan dan dikenalkan tipe-tipe sampah, seperti sampah organik dan sampah non organik. Terutama ini harus diberi pembekalan ilmu pengetahuan tentang sampah dan manfaatnya, sehingga nanti bisa diajarkan secara langsung,” ujar Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

Menurut Wilarso, sampah-sampah organik itu lebih baik diolah menjadi kompos, kemudian yang anorganik bisa diolah mejadi barang-barang yang berharga, “Misalnya, sampah sandal bisa diolah dengan teknologi pirolisis (pembakaran suhu tinggi), nanti akan keluar cairan yang dapat digunakan untuk memupuk tanaman,” urainya.

Seperti Ponpes Minhajurrosyiddin, sambungnya, ada teknologi yang disebut insenator, yaitu pengelolaan sampah dengan suhu yang cukup tinggi akan menjadi zero waste, “Sehingga sampah organik bisa dipisahkan terlebih dahulu menjadi kompos, dan yang tidak bisa diolah dapat menggunakan teknologi pembakaran sampah seperti zero waste,” ucapnya.

Alumni Bourgogne University Perancis itu menambahkan, dibutuhkan paradigma baru dalam pengelolaan sampah di Indonesia, karena pembuangan sampah di TPA bebannya sudah sangat berat. Sehingga Indonesia perlu membalik kebiasaan warga, dengan melakukan pemilahan sampah dari rumah.

“Kalau di laut, sampah itu tentu berasal dari darat, yang terpenting masing-masing individu jangan membuang sampah sembarangan. Kelola sampah mulai dari rumah, masing-masing rumah tangga itu sudah bisa mengelola sampah sendiri, mana yang organik dan anorganik. Sehingga Indonesia ini bisa bersih,” tutupnya.

The post Peringati WCDI 2022, LDII Dorong Masyarakat Peduli Lingkungan appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.


Sumber berita : https://ldii.or.id/peringati-wcdi-2022-ldii-dorong-masyarakat-peduli-lingkungan/

built with : https://erahajj.co.id