Jakarta (25/8). LDII dalam sejarah perjalanannya, berhasil mengimplementasikan silaturahim sebagai salah satu unsur moderasi beragama dalam rangka membangun ukhuwah Islamiyah. “Konsep ini kami kembangkan ke seluruh Indonesia, mulai dari unsur PAC, PC, DPD sampai unsur DPP,” ujar Ketua DPP LDII Singgih Tri Sulistiyono, pada Webinar Kebangsaan yang digelar DPP LDII bersama Nuansa Persada, secara hybrid pada Rabu (24/8).
Dalam paparannya, Singgih yang juga Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (Undip) menjelaskan, bangsa Indonesia dibangun atas dasar keberagaman agama dan budaya yang sangat plural.
“Pada tahun 1928, bangsa Indonesia bersepakat menyatukan cita-cita membangun Indonesia yang mampu menjadi wadah bagi upaya mencapai kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan, yang tidak diperoleh selama kolonialisme Belanda,” ujarnya.
Namun, keinginan untuk membangun satu bangsa di atas keberagaman ada hal penting yang harus diperhatikan. “Jika ingin membangun satu bangsa baru, yang harus dilakukan adalah perlu adanya toleransi dan kesabaran sosial,” papar Singgih.
DPP LDII sangat sepakat dengan cara berpikir para founding fathers yang sejalan dengan nilai-nilai keislaman yang ada di Alquran. “Tuhan menciptakan sama tetapi kenyataannya secara realita keberagaman itu menjadi sunnah karena Allah menciptakan laki-laki dan perempuan, berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku agar bertaaruf saling mengenal bukan saling menjegal, tetapi saling mendukung, saling membantu, bukan untuk saling memukul dan sebagainya,” ucap Singgih.
Ada dimensi spritual yang mendalam kenapa LDII memilih silaturahmi itu sebagai dasar menjalankan program dan membangun kehidupan beragama yang moderat.
“Ada kaitan erat antara keinginan supaya rezeki lancar dan berumur panjang yaitu dengan bersilaturahim,” jelas Singgih.
Oleh sebab itu, ini merupakan misi yang luar biasa dalam konteks membangun dan merawat kebangsaan serta untuk mewujudkan Islam yang moderat.
Selain itu, Singgih menerangkan bahwa melalui silaturahim maka secara gradasi akan terwujud saling mengenal (taaruf), saling memahami (tafahum), saling membantu (ta’awun), dan saling menjamin (takaful).
“Warga LDII betul-betul meyakini, Jika seluruh elemen bangsa sudah mencapai derajat tertinggi dari silaturahim yaitu takaful, maka akan menjadi bangsa yang bersatu dan kuat,” ucapnya lagi.
Semangat silaturahim selalu menjadi ruh bagi delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa, dan setiap program menjadi media sinergi dan silaturahim yang dilakukan segenap pengurus mulai dari level PAC hingga level DPP.
Tokoh LDII ingin menjadikan organisasi ini sebagai lembaga dakwah yang modern, inklusif, toleran, menghargai kepercayaan orang lain, tidak mengkultus individukan seseorang, terbuka untuk siapa saja, dan bersifat nasionalis berasaskan Pancasila.
“Basis Pancasila adalah kekeluargaan. Silaturrahim adalah menyambung tali kasih sayang yang merupakan ciri dari rasa kekeluargaan,” tutup Singgih. (aryani/Lines).
The post LDII: Silaturahim Elemen Membangun Moderasi Beragama appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/ldii-silaturahim-elemen-membangun-moderasi-beragama/