Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Kemenag RI: Indonesia Memiliki Cara Beragam Dalam Menentukan Hilal

Kategori : LDII News, Nasional, Ditulis pada : 22 Maret 2022, 03:20:19

Jakarta, (21/03). Di Indonesia cara penentuan awal Hijriyah, Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah 1443 H/2022 M dan 1444 H/2023 M sangat beragam, hal ini disampaikan Cecep Nurwendaya sebagai tenaga ahli dan anggota badan hisab Kemenag RI dalam acara pelatihan hisab rukyat DPP LDII di Ponpes Minhajurrosyidin, Jakarta Timur, secara hybrid, pada Minggu, (20/03).

Peserta webinar berasal dari DPW-DPD LDII se-Indonesia terutama karena pelatihan ini merupakan program Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah DPP LDII.

Dalam kesempatan tersebut, Cecep menjelaskan bahwa di Indonesia sendiri ada beberapa ormas yang menentukan awal bulan Hijriah, Ramadan, Syawal, Dzulhijjah dengan dua cara yakni rukyat murni dan hisab murni.

“Dikarenakan adanya perbedaan dalam menentukan awal bulan Hijriah, Ramadan, Syawal, Dzulhijjah pemerintah menyikapinya dengan cara mengumpulkan semua para ahli hisab dan rukyat,” ujarnya. Mereka dikumpulkan dalam musyawarah kerja nasional setiap tahunnya, untuk membuat kalender (taqwim) standar Indonesia.

Dalam hal ini perbedaan yang terjadi dalam menentukan hisab dan rukyat hanya sebatas kriteria, karena secara posisi astronomi Indonesia sudah menggunakan metode yang kontemporer, modern dan akurasinya bisa dipertanggung jawabkan.

Langkah pertama yang pemerintah lakukan dalam perbedaan ini yaitu membuat taqwim standar, dalam pemaparannya Cecep mengatakan, jika ada ormas yang menentukan awal bulan Hijriah tanggal 1 itu merupakan hisab murni, tapi jika menentukannya lewat rukyat, seperti halnya pemerintah maka harus menunggu kepastian sidang isbat.

Menurut Cecep ada dua hal yang harus diperhatikan saat mengamati hilal. “Ketika bulan sabit tipis di barat terlihat di waktu magrib pertanda sudah masuk awal bulan hijriah. Jika bulan sabit tipis tampak pada waktu subuh dari arah timur itu bukan berarti pertanda hilal,” ucap Cecep.

Lalu Cecep juga menjelaskan gerak revolusi bulan merupakan dasar perhitungan kalender Qomariah, awal tanggal kalender Qomariah bisa ditentukan saat matahari terbenam (ghurub) di tempat pengamat.

Sehubungan itu Cecep mengatakan tinggi hilal positif adalah pada saat matahari terbenam posisi hilal berada diatas ufuk, matahari terbenam terlebih dahulu dibanding hilal.

“Hilal itu selalu menghadap matahari, jika ada yang mengatakan matahari terbenam dan hilal terlihat tampak itu salah, karena hilal itu terangnya hanya 1/25 juta kali dibanding terang matahari,” ungkapnya. Jika tinggi hilal negatif adalah pada saat matahari terbenam posisi bulan berada di bawah ufuk, bulan terbenam terlebih dahulu dibanding matahari.

Cecep juga memaparkan awal bulan ditentukan pada setiap ghurub tanggal 29 bulan Hijriah. Dalam kalender hijriah awal tanggal dimulai saat matahari terbenam atau ghurub. Jika pada saat ghurub tanggal 29 bulan hijriah ijtimak sudah terjadi, tinggi hilal positif maka penentuan awal bulan berdasarkan kriteria awal bulan, “Jika memenuhi kriteria keesokan harinya tanggal 1 bulan baru. Jika tidak memenuhi, keesokan harinya tanggal 30 di bulan yang sedang berlangsung,” ujarnya.

Kemudian pada sesi kedua, Cecep memaparkan mengenai penggunaan aplikasi software hisab rukyat, terkait kapan awal bulan Ramadan, Syawal, Zulhijjah 1443 H/2022 M dan 1444 H/2023 M menurut berbagai kriteria.

Setiap tanggal 1 Hijriah terkadang terdapat perbedaan, ini disebabkan tergantung pada metode penentuan hilal masuknya awal bulan yaitu secara hisab (perhitungan aritmatika astronomis) diantaranya MABIMS (2-3/8), baru MABIMS (3-4, 4), wujudul hilal (> 0 derajat), global Turki 2016 (5-8, markaz global) dan danjon versi M. Odeh dan lainnya. Juga bisa berdasarkan rukyat (observasi astronomis) yakni melalui pelaporan rukyat dan rekaman objektif.

Pada akhir acara Cecep memaparkan cara menggunakan aplikasi software hisab rukyat yang diproduksi oleh Mohammad Odeh dan Abdurro’uf (Accurate Hijri Calculator 2.2.1). Diharapkan dari pemaparan materi aplikasi hisab rukyat tersebut bisa membantu para rukyat mengamati hilal dengan akurat. (IRH/LINES)

The post Kemenag RI: Indonesia Memiliki Cara Beragam Dalam Menentukan Hilal appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.


Sumber berita : https://ldii.or.id/kemenag-ri-indonesia-memiliki-cara-beragam-dalam-menentukan-hilal/

built with : https://erahajj.co.id