Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Bupati Nganjuk: Tugas Pemerintah Bangun Fisik dan Pengetahuan, Membangun Rohani Tugas Para Kyai

Kategori : LDII News, Nasional, Ditulis pada : 10 Maret 2022, 11:14:28

Nganjuk (10/3). Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, meresmikan rumah susun (Rusun) santri Pondok Pesantren Al Ubaidah, Kertosono, Jawa Timur pada Kamis (10/3). Di depan para hadirin, ia mengingatkan tugas pemerintah daerah yakni membangun fisik, sementara ilmu pengetahuan oleh para guru.

“Sementara masalah pembangunan rohani bagi umat Islam dilakukan oleh para ulama dan kyai,” ujar Marhaen Djumadi, yang akrab disapa Kang Marhaen. Ia mengatakan, zaman kini berubah yang juga mempengaruhi pondok-pondok pesantren.

Menurutnya, dahulu kesan mengenai pondok pesantren itu kumuh dan sempit. Kamar mandinya kotor, “Tapi kini, pondok pesantren makin modern bahkan bangunannya setara hotel,” ujarnya. Kang Marhaen berharap, dengan kondisi yang sangat baik tersebut, pondok-pondok pesantren melahirkan generasi yang unggul.

“Negara dan Pemerintah Daerah Nganjuk memerlukan sumberdaya manusia terbaik. Untuk itu, kami berharap para santri, mubaligh dan mubalighoh terus mencari dan menambah ilmu, karena pemerintah membutuhkan sumberdaya manusia yang rohaninya juga baik,” ungkapnya.

Para mubaligh dan mubalighoh, menurut Kang Marhaen harus dikembangkan pengetahuan dan wawasannya, “Dengan demikian sarana prasarana untkuk menuntut ilmu agama juga harus terus diperbaiki,” pungkasnya. Dengan juru dakwah yang berwawasan, mereka bisa mewaspadai gerakan-gerakan radikalisme yang memecah belah bangsa.

Umat Islam menurut Marhaen Djumadi, memiliki kewajiban untuk menjaga kebhinnekaan Indonesia. Senada dengan Kang Marhaen, KH. Ubaidillah Al Hasaniy pengasuh Pondok Pesantren Al Ubaidah mengatakan ia mengkhawatirkan para santri yang tak memiliki wawasan kebangsaan, “Saat di pesantren mereka akan baik-baik saja, tapi begitu lulus dan berada di tengah masyarakat, mereka akan menjumpai berbagai pemikiran salah satunya radikalisme,” ungkap KH.Ubaidillah.

Dalam peresmian rusun santri, Marhaen mengingatkan bahwa Pemda bertugas membangun fisik, sedangkan ilmu pengetahuan oleh para guru. Foto: Tim Ponpes Al Ubaidah.

Pentingnya wawasan kebangsaan bagi para santri, mendorong Ponpes Al Ubaidah menggalang kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag), Kodim dan Polsek Nganjuk, serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan materi wawasan kebangsaan, bela negara, dan etika berdakwah.

“Program tersebut menjadi program rutin, pemerintah kabupaten, Kemenag, aparat, dan MUI memberikan materi setiap bulan bagi para santri yang menjalani ujian dan diklat terakhir di pondok ini,” ujar KH. Ubaidillah yang akrab disapa Habib Ubaid.

Ia meyakini, para santri dan santriwati LDII yang nanti menjadi dai dan daiyah mampu menjaga NKRI dan selalu bersyukur atas jasa pendahulu, “Pondok pesantren mengajarkan agama sekaligus wawasan kebangsaan, sehingga dapat melahirkan generasi yang alim-fakih, berakhlakul karimah dan mandiri,” ujar Habib Ubaid.

Ketidakseimbangan antara pendidikan jasmani dan rohani, menurut Habib Ubaid hanya menghasilkan generasi yang tidak bersyukur atas jasa pemerintah. Mereka hanya menganggap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Harga Mati hanya slogan, “Padahal mereka lahir di Indonesia, dididik dan bekerja di Indonesia, jadi pejabat di Indonesia tapi tidak bisa melihat jasa pemerintah,” keluhnya.

Habib Ubaid menegaskan, keberadaan rusun santri tersebut merupakan rezeki yang tak diduga-duga dan merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada Ponpes Al Ubaidah, “Kami atas nama pribadi dan lembaga mengapresiasi, bersyukur dan berterima masih atas bantuan semua pihak,” ujarnya.

Namun, menurutnya pihaknya akan membalas jasa semua pihak tersebut dengan harta terbesar yang dimiliki Ponpes Al Ubaidah, “Harta kami adalah para santri, mereka generasi penerus yang akan membantu pemerintah dalam segala aspek pembangunan. Untuk itu kami berkomitmen meningkatkan kualitas mereka, baik dari sisi keagamaan maupun wawasan kebangsaan,” tutupnya.

Rusun santri yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diberikan ke Ponpes Al Ubaidah, terdiri dari dua lantai yang dilengkapi 69 tempat tidur. Lokasinya berada di sebelah Ponpes Al Ubaidah, tepat di perumahan para guru dan pengurus ponpes.

Pembangunan rusun santri di Ponpes Al Ubaidah tersebut, merupakan aspirasi dari politisi PDIP sekaligus Anggota DPR RI, Mindo Sianipar. (kim/*)

The post Bupati Nganjuk: Tugas Pemerintah Bangun Fisik dan Pengetahuan, Membangun Rohani Tugas Para Kyai appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.


Sumber berita : https://ldii.or.id/bupati-nganjuk-tugas-pemerintah-bangun-fisik-dan-pengetahuan-membangun-rohani-tugas-para-kyai/

built with : https://erahajj.co.id