Oleh : Budi Waluyo, ST
Selama bulan puasa saya tidak pernah ke Surabaya, tapi setelah lebaran kemarin saya mendapatkan pemandangan mengejutkan ketika melintasi jembatan layang Mayangkara. Billboard berukuran raksasa di tepi jembatan itu telah terisi dengan pesan ucapan “Selamat Idul Fitri†dari DPW LDII Jawa Timur.Sungguh fantastis! Belum pernah sebuah organisasi massa Islam memasang spanduk begitu besar lebih-lebih hanya untuk menyapa masyarakat mengucapkan selamat idul fitri. Billboard sebesar itu yang konon pajaknya saja seharga Rp25 juta, biasanya hanya perusahaan besar yang mampu memasang untuk mempromosikan produk andalannya. Atau layaknya sebuah partai politik besar yang sedang menyelenggarakan even berskala nasional.
Pemasangan baliho itu juga merupakan satu lompatan maju di tengah phobia yang masih menghantui sebagian pengurus dan jamaah LDII. Diakui atau tidak masih banyak jamaah dan pengurus yang saat ini masih enggan menunjukkan identitasnya sebagai warga LDII, karena berbagai tudingan miring masyarakat.
Yang lebih menyenangkan adalah pesan Idul Fitri tersebut berbunyi “SEGENAP ULAMA, PENGURUS DAN KELUARGA BESAR LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA …â€. Artinya, dengan menyebutkan kata ulama, LDII telah berusaha memperkuat citranya sebagai organisasi Islam, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Tanpa atribut Islam dan keislaman LDII tidak tampak sebagai ormas Islam maupun lembaga dakwah Islam. Dilihat logonya saja orang awam dengan mudah akan mengasosiasikan LDII dengan Golkar daripada sebuah organisasi yang berbasis Islam.
Semoga momen ini menjadi titik awal keseriusan LDII dalam mengembangkan citranya di tengah masyarakat sebab saat ini masih banyak persoalan-persoalan fundamental belum terjawab secara tuntas, seperti masalah mangkul, sanad, dan lain sebagainya. Hingga kini para ulama LDII juga belum tergerak untuk secara resmi memberikan klarifikasi isu-isu krusial tersebut secara dalil syar’i kepada masyarakat luas.
Terhadap isu-isu akidah yang berkembang, LDII lebih suka menjawab dengan karya nyata berupa pengabdian masyarakat dan pendekatan pada kaum elite negeri, pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat. Tak mengherankan, di kalangan elit, LDII telah mendapatkan pengakuan yang cukup berarti. Tidak kurang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan tangan terbuka berkenan menerima segenap Pengurus DPP dan para ulama LDII di Istana Negara. Begitu juga MUI di daerah-daerah sudah tidak enggan lagi mendatangi setiap acara yang digelar oleh LDII.
Namun di mata publik, langkah LDII ini melahirkan salah persepsi baru, bahwa apa-pun yang dilakukan oleh LDII hanya untuk menutupi “kesalahan†masa lalunya. Bahkan tidak sedikit yang beranggapan bahwa eksistensi LDII saat ini semata karena ditopang oleh rezim Orde Baru yang dimotori oleh Golongan Karya. Sungguh asumsi yang tidak berdasar sebab telah terbukti, ketika Orde Baru bubar dan saat ini Golkar kekuasaannya tinggal tidak sampai separoh, ternyata LDII tidak surut sedikitpun. Sebaliknya, LDII tetap eksis bersinar, tetap jaya dan terus berkembang tidak terbendung.
Di tengah badai ujian dan rintangan yang tidak pernah reda, hanya pertolongan Allah-lah yang menjadikan LDII tetap ada sampai hari ini. Itu karena LDII tetap konsisten dalam menjaga kemurnian agama Islam dengan berpegang teguh pada Kitabillah dan Sunnah Nabi SAW. Sejak berdirinya hingga kini seruan para ulama dan pengurus LDII tidak berubah yaitu mengajak jamaahnya untuk tetap menetapi agama Islam secara murni berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadist dengan tujuan semata-mata mengharapkan ridho Allah berupa Surga dan takut azab Allah berupa neraka. Ini pesan utama yang harus kita sampaikan kepada masyarakat.
170 – (1920)
Øَدَّثَنَا سَعÙيد٠بْن٠مَنْصÙورÙØŒ وَأَبÙÙˆ الرَّبÙيع٠الْعَتَكÙÙŠÙÙ‘ØŒ ÙˆÙŽÙ‚Ùتَيْبَة٠بْن٠سَعÙيدÙØŒ قَالÙوا: Øَدَّثَنَا Øَمَّادٌ ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ ابْن٠زَيْدÙØŒ عَنْ Ø£ÙŽÙŠÙّوبَ، عَنْ أَبÙÙŠ Ù‚Ùلَابَةَ، عَنْ أَبÙÙŠ أَسْمَاءَ، عَنْ ثَوْبَانَ، قَالَ: قَالَ رَسÙول٠الله٠صَلَّى الله٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ: «لَا تَزَال٠طَائÙÙÙŽØ©ÙŒ Ù…Ùنْ Ø£ÙمَّتÙÙŠ ظَاهÙرÙينَ عَلَى الْØÙŽÙ‚ÙÙ‘ØŒ لَا يَضÙرÙّهÙمْ مَنْ خَذَلَهÙمْ، Øَتَّى يَأْتÙÙŠÙŽ أَمْر٠الله٠وَهÙمْ ÙƒÙŽØ°ÙŽÙ„Ùكَ» ØŒ وَلَيْسَ ÙÙÙŠ ØَدÙيث٠قÙتَيْبَةَ: ÙˆÙŽÙ‡Ùمْ ÙƒÙŽØ°ÙŽÙ„ÙÙƒÙŽ
…Rasulullah SAW bersabda,â€Tidak henti-hentinya segolongan dari umatku yang selalu menetapi kebenaran tidak akan membahayakan pada mereka orang-orang yang merendahkan mereka sehingga datang perkara Allah (hari kiamat) dan mereka dalam keadaan demikian ituâ€.
[Hadist Riwayat Muslim Kitabu Imaroh]
بَاب٠مَا ÙŠÙŽÙƒÙون٠مÙÙ†ÙŽ الْÙÙتَنÙ
وَلَنْ تَزَالَ طَائÙÙÙŽØ©ÙŒ Ù…Ùنْ Ø£ÙمَّتÙÙŠ عَلَى الْØÙŽÙ‚ÙÙ‘ مَنْصÙورÙينَ، لَا يَضÙرÙّهÙمْ مَنْ خَالَÙÙŽÙ‡Ùمْ Øَتَّى يَأْتÙÙŠÙŽ أَمْر٠اللَّه٠عَزَّ وَجَلَّ… [رواه ابن ماجه ÙƒÙتَاب٠الْÙÙتَنÙ]
…Tidak henti-hentinya segolongan dari umatku yang menetapi kebenaran selalu ditolong tidak akan membahayakan pada mereka orang-orang yang menyelisihi mereka sehingga datang perkara Allah yang maha perkasa dan maha agung.
[Hadist Ibnu Majah No. 3952 Kitabu Fitan]
(*Budi Waluyo, ST)
Sumber:Ldii-sidoarjo.org