TABANAN – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI Kabupaten Tabanan menggelar Dialog Kerukunan Intern Umat Beragama di Kabupaten Tabanan, Selasa (25/11/2025). Kegiatan yang mengusung tema Merawat Kerukunan dan Meneguhkan Persaudaraan Intern Umat Beragama ini dibuka langsung oleh Kepala Kemenag Tabanan, I Komang Giri Yasa, didampingi Kasi Bimas Islam, H. Suraji.
Sebanyak 30 peserta mengikuti dialog tersebut, terdiri dari para pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam, seperti NU, Muhammadiyah, DPD LDII Tabanan, MUI, IPHI, DMI, ICMI, Yayasan SPMAA, Muslimat, Aisyiyah, Fatayat, para kepala KUA, serta tokoh masyarakat di Kabupaten Tabanan.
Dalam laporannya, H. Suraji menegaskan pentingnya sinergi dan kolaborasi seluruh elemen umat untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang rukun.
“Kerukunan membutuhkan kerja sama semua pihak. Silaturahmi antar tokoh umat Islam sangat penting sebagai upaya menjaga dan merawat keharmonisan,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa persatuan umat Islam perlu terus dijaga agar setiap perbedaan atau konflik dapat diselesaikan melalui musyawarah dan kekeluargaan.
Sementara itu, Kepala Kemenag Tabanan, I Komang Giri Yasa, menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini sebagai bagian dari pelayanan dan pembinaan umat beragama. Menurutnya, keharmonisan di Tabanan telah dibuktikan dengan diraihnya Harmoni Award pada tahun 2017.
“Kemenag berada di garda terdepan dalam menjaga kerukunan antarumat beragama. Kerukunan yang kita rasakan hari ini merupakan warisan leluhur yang harus dijaga bersama,” tegasnya.
Ia juga mengajak seluruh tokoh agama untuk terus menjaga komunikasi guna memperkuat persaudaraan di tengah masyarakat.
Pesan pentingnya menjaga kerukunan turut disampaikan oleh sejumlah tokoh, di antaranya H. Hartono (perwakilan MUI dan Muhammadiyah), H. Warso (IPHI), serta H. Ali Mahfud Aang Kunaefi (PC NU).
Sementara itu, Ketua DPD LDII Tabanan, Maulana Sandijaya, menyampaikan bahwa kerukunan antarumat beragama di Kabupaten Tabanan telah terjalin dengan baik. Menurutnya, LDII secara aktif mengikuti berbagai kegiatan kerukunan, termasuk dalam kegiatan Safari Ramadan, bahkan kerap menjadi tuan rumah.
“LDII memiliki konsep green dakwah, yaitu dakwah yang menyejukkan dan membangun. Kami bersinergi dengan NU, Muhammadiyah, dalam berbagai kegiatan, seperti buka puasa bersama dan kegiatan sosial lainnya,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa LDII Tabanan memiliki tiga program unggulan, yakni LDII Ngejot, LDII Mereresik, dan LDII Mejenukan. Ketiga program tersebut menjadi wujud nyata kontribusi LDII dalam menjaga kerukunan, tidak hanya di internal umat Islam, tetapi juga dengan pemeluk agama lain.
Sandijaya juga menegaskan pentingnya menjaga persatuan bangsa, karena lunturnya toleransi berpotensi menimbulkan perpecahan. Oleh sebab itu, toleransi harus terus dipupuk dalam kehidupan bermasyarakat.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya kepedulian terhadap lingkungan. Menurutnya, Bali sebagai destinasi wisata dunia akan terdampak jika persoalan sampah tidak dikelola dengan baik. Untuk itu, LDII Tabanan bersama komunitas Bali Harmoni mengolah sampah plastik menjadi cairan menyerupai bahan bakar minyak (BBM). Sampah tersebut dikumpulkan dari warga banjar, siswa TK dan SD, hingga masyarakat umum.
“Kami terbuka bagi ormas keagamaan lain untuk berkolaborasi dalam upaya pelestarian lingkungan bersama LDII,” ujarnya.
Di akhir kegiatan, seluruh peserta sepakat membentuk Forum Silaturahmi Umat Islam (FSUI) Kabupaten Tabanan sebagai wadah mempererat persaudaraan dan meningkatkan komunikasi antarumat Islam di daerah tersebut.