Yogyakarta (25/2). Pandemi Covid-19 dan perubahan iklim yang terjadi saat ini menimbulkan kekhawatiran tentang sistem ekonomi dan cara mengatur kehidupan baru di masyarakat. Menghadapi ini, perlu upaya bersama menuju budaya peduli dan memberikan tanggapan efektif terhadap krisis ekologi.
Menjawab kondisi tersebut, Aliansi Mahasiswa Nusantara menggelar Doa Bersama Lintas Agama dengan tema “Bumi Rumah Bersama, Satukan Tangan Hadapi Perubahan Iklim dan Pandemi Covid-19” di Taman Wisata Candi Prambanan, Rabu (23/2). Lahir pada saat awal pandemi di Indonesia, aliansi ini terdiri dari alumni/mahasiswa yang pernah mengenyam pendidikan di Yogyakarta, berasal dari nusantara, Sumatera hingga Papua. Pandemi adalah awal mula keluarga baru tercipta, yang bersatu dalam Bhinneka Tunggal Ika.
Kegiatan Doa Bersama Lintas Agama dilaksanakan secara live on the spot dan streaming melalui zoom dan YouTube. Dibuka oleh Gubernur D.I. Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, dihadiri Wakil Menteri LHK Alue Dohong, M.Sc., Ph.D., Direktur Utama Taman Wisata Candi (TWC) Edy Setjiono, Penghageng Kraton Yogyakarta GKR Bendara, Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Henky Manurung yang hadir virtual dan beberapa pemuka agama.
“Doa bersama yang diejawantahkan oleh para mahasiswa dari berbagai daerah, pemuka agama, pemangku kebijakan, pemerhati lingkungan, pelaku pariwisata dan UMKM, sebagai salah satu wujud bahwa kita mendekatkan diri kepada Tuhan, seiring dengan semua ikhtiar yang dilakukan dalam menghadapi ujian krisis iklim dan pandemi Covid-19,” kata Altingia Arie, Aliansi Mahasiswa Nusantara.
Pembacaan doa secara on the spot dilakukan oleh enam pemuka agama yang terdiri dari Islam Ustadz Endri Sulistyo, Biro Pendidikan Keagamaan dan Dakwah Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) DIY, Kristen Pdt. Benaya Agus Dwihartanta, S.Th., M.Si., GKI Wongsodirjan Yogyakarta, Katolik Romo Santo dari Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Kemetiran, Yogyakarta, Buddha Pandita Muda Totok Tejamano, S.Ag., M.Hum., Wakil Ketua Hubungan Lintas Iman Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) DIY, dan Konghucu Tao Cin Eka Putera dari Yogyakarta.
Sementara secara virtual dibacakan oleh Ustadz Umar Dani, S.Sos. dari Jambi (Islam), Pdt Karel Burdam, S.Ag. dari Gereja Zoar Klaligi Kota Sorong, Papua (Kristen), RP. Anthonius Y. B Toras, OCD. (Pater Yonis) dari NTT (Katolik), Pndt. Nyoman Sumiarta daro Pura Agung Wira Dharma Samudra, Jakarta Selatan (Hindu), Sri Kuncoko Weni, S.Ag., M.Pd.B., Penyuluh Agama Buddha, Kementerian Agama DKI Jakarta (Buddha), dan Ws Adjie Chandra, Pengasuh Lithang (tempat ibadah Khonghucu) Jagalan-Surakarta (Konghucu).
“Melalui kegiatan ini, bersama kami merangkul yang sedang berjarak, berusaha menautkan tangan untuk tetap gotong royong, membantu sesama tanpa memandang suku, agama, ras, dan budaya, merengkuh hati yang tidak bisa berjumpa sanak saudara, penghibur bagi mereka yang hampir hilang asa,” ujar Altingia.
Acara ini didukung oleh PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko sebagai penyedia venue teater pentas Rama Shinta, Prambanan, ujud sinergi dengan generasi muda seluruh nusantara yang ada di dalam Aliansi Mahasiswa Nusantara.
“Selain souvenir bibit tanaman dan doa bersama, kami juga menampilkan teatrikal nusantara berupa performance art terkait perubahan iklim dan pandemi Covid-19 yang diperankan oleh kawan-kawan Aliansi Mahasiswa Nusantara,” ungkapnya.
Souvenir bibit didukung oleh Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (BPDASHL) Serayu Opak Progo (SOP), yang merupakan instansi unit KLHK di Yogyakarta. Selain itu, dukungan diperoleh dari BPBD DIY dan Dinkes DIY, Brimob Gondowulung, CV. Karya Bersama, Petrified Wood Indonesia dan KMB Barbershop.
Terpisah, Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., yang turut hadir pada kegiatan tersebut menyambut baik acara Doa Bersama Lintas Agama. “Acara ini baik sekali. Sebagai hamba Allah, kita wajib memanjatkan doa dan memohon pertolongan hanya kepada Allah sebagai satu-satunya zat yang berhak disembah,” katanya.
Tentu ikhtiar terus dilakukan, seperti mengamalkan prokes 10 M sebagaimana yang digaungkan oleh DPP LDII. Di antaranya memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas, makan makanan yang bergizi dan minum vitamin, melakukan olahraga, mengusahakan hati bisa selalu gembira dan tidak stres, memperbanyak ibadah dan berdoa, memasrahkan diri kepada Allah dan khusnudzon billah. “Selain itu, kita pun seyogyanya peduli dan berkomitmen menjaga kelestarian bumi,” katanya yang juga Dosen Fakultas Kehutanan UGM.
Ditambahkan Atus, LDII DIY turut pula mendorong warganya guna pilah pilih sampah dalam program sampah jadi jariyah, penanaman untuk mendukung kesejahteraan keluarga dan UMKM kain ecoprint, “Termasuk dakwah LDII membina orang iman yang cinta kebersihan lingkungan dan hemat dalam bersuci,” imbuhnya.
The post LDII DIY Pimpin Doa Bersama Hadapi Covid-19 dan Perubahan Iklim appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/ldii-diy-pimpin-doa-bersama-hadapi-covid-19-dan-perubahan-iklim/