
Bandar Lampung (31/10). Memperingati Hari Sumpah Pemuda, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung bekerja sama dengan Pemerintah Kota Provinsi Lampung menggelar “Pentas Musik dan Seni Pemuda Lintas Agama”, di Balai Keratun, Bandarlampung, Lampung, Jumat (28/10). Pagelaran itu dibuka dan diresmikan oleh Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi.
Dalam acara tersebut, Ketua DPW LDII Lampung, Muhammad Aditya, mengungkapkan perasaan senangnya dengan berbagai tampilan seni khas lintas agama yang ada di Lampung.
“Yang jelas kami excited, surprised, dengan acara ini. Bentuk nyata kerukunan dan keharmonisan antar agama memang butuh hal-hal seperti ini. Seni bisa dijadikan jembatan bagi satu agama dengan yang lain untuk saling berbagi pesan moral karena masing-masing agama pasti punya ciri khas kebaikan yang bisa ditularkan ke agama lain,” ujarnya.
Ia mengungkapkan rasa bangganya, sebab LDII Lampung terlibat dalam acara ini. Pria yang akrab disapa dr. Adit itu juga berharap terhadap LDII Lampung untuk ikut andil dalam menegakkan kerukunan beragama di masa mendatang.
“Karena FKUB ini dasarnya adalah forum komunikasi, jadi kami mendorong teman-teman LDII di tingkat DPD, PC, dan PAC yang memiliki tetangga atau hidup di lingkungan yang dihuni oleh umat selain Islam, untuk mengomunikasikan pesan-pesan moral kerukunan umat beragama yang ada di FKUB,” ujarnya.
Sementara, Ketua FKUB Provinsi Lampung, Moh. Bahruddin mendorong para pemuda lintas agama sebagai penerus bangsa, untuk memiliki paham agama yang moderat dan memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap sesama umat beragama.
“Sebagai pemegang tongkat estafet penerus bangsa, para pemuda lintas agama jangan sampai memiliki paham-paham yang tidak moderat. Moderasi agama yang kita gaungkan ini tidak cukup hanya di dalam ruangan saja. Justru simbol-simbol moderasi dan toleransi kita tonjolkan dalam tampilan-tampilan berupa seni,” ungkapnya.
Bahruddin menambahkan, pentas seni menjadi wahana yang tepat dalam meningkatkan moderasi dan toleransi beragama, sebab seni berperan sebagai media penyampai yang bersifat netral dan universal.
“Kenapa seni? Karena seni itu netral dan universal, enggak terikat dengan agama-agama. Sehingga itulah alat paling mudah untuk mempersatukan umat. Semua orang menyukai seni, yang pasti memiliki ciri khas masing-masing termasuk seni di tiap agama,” lanjutnya.
Sesuai arahan Gubernur Arinal, pentas seni dan musik pemuda lintas agama akan digelar tiap tahun. Dengan harapan bisa diselenggarakan lebih meriah lagi di kawasan outdoor, sehingga dampak positifnya dalam menjalin kerukunan bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Kegiatan tersebut menampilkan lima macam seni sebagai perwakilan lima agama yang ada di Lampung. Penampilan pertama oleh Seni Tabuh Baleganjur sebagai representasi umat Hindu, dilanjutkan yang kedua oleh Seni Islami Hadroh dan Pantun Muslim, penampilan Medley Nusantara sebagai representasi umat Katolik.
Selanjutnya, Nyanyian Perdamaian oleh umat Kristen, tari INLA (International Nature Loving Association) sebagai representasi umat Buddha, dan ditutup dengan penampilan tambahan oleh kelompok Marawis Polda Lampung. (AG/Lines Lampung)
The post Ketua DPW LDII Lampung: Seni Jadi Jembatan Berbagi Pesan Kebaikan Antar-agama appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/ketua-dpw-ldii-lampung-seni-jadi-jembatan-berbagi-pesan-kebaikan-antar-agama/
- Gubernur Khofifah Buka Permata CAI ke-46: Tekankan Pentingnya Investasi Mental dan Akhlakul Karimah
- Ketua Umum DPP LDII: Tahun Baru Islam Momentum Refleksi Moralitas Bangsa
- Kalah Menang Rukun
- Keluarga Medan Latihan Pertama dan Utama
- Sinergi LDII dan Densus 88: Wujudkan Generasi Muda yang Toleran dan Damai
- Ida Royani dan Ben Kasyafani Apresiasi Kurban Warga LDII yang Gerakkan Ekonomi Hingga Rp533 Miliar
- Berdimensi Spiritual dan Sosial, Ketum LDII Dorong Umat Islam Tingkatkan Kurban
- Sinergi untuk Bali Damai: LDII Tegaskan Dukungan pada Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali
- LDII Banten Dapat Dukungan Menteri Desa untuk Program Perbaikan Gizi
- Bertutur Kata yang Baik sebagai Fondasi Akhlakul Karimah