Gerimis yang mengiris malam Hari Santri tak membuat para santri bergeser dari duduknya. Malam itu, mereka mengenang sumbangsih para santri bagi negeri ini, dengan kemeriahan pentas seni.
Baru saja menginjakkan kaki dari Tanah Suci, Habib Ubaidah Al Hasany sudah harus buru-buru menyiapkan panitia Hari Santri, “Ini untuk pertama kalinya, kami menggelar upacara Hari Santri,” ujarnya kepada LINES, di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ubaidah Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, pada Jumat (21/10).
Ia pun memimpin musyawarah rangkaian upacara Hari Santri. Mengecek kesiapan dan detail untuk acara besok. Lalu ada celetukan, “Kalau hujan gimana Bib?,” tanya salah satu peserta musyawarah, “Ya ngiyup (berteduh),” jawabnya santai, diiringi senyum para peserta musyawarah.
Pagi Kertosono di musim hujan, cukup menyengat. Matahari tanpa basa-basi menghangatkan wajah-wajah santri yang antusias. Hari itu, 22 Oktober. Sekira pukul 08.00, upacara Hari Santri dimulai. Semua berjalan lancar. Habib Ubaid – begitu biasa ia disapa – bertindak sebagai pembina upacara. Suara komandan upacara yang menggelegar, membuat para santri rapi dan khidmat mengikuti upacara.
“Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak,” kata Habib Ubaid membacakan sambutan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Ia menambahkan, Santri dengan berbagai latar belakangnya, siap mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
Upacara Hari Santri itu dipuji oleh aparat TNI-Polri yang mengajari para santri tata cara upacara, baris-berbaris, hingga menaikkan bendera, “Alhamdulillah, adik-adik hanya berlatih dua hari. Dan hasilnya sempurna,” ujar Pembantu Letnan Satu (Peltu) TNI Sumanto dari Komando Rayon Militer (Koramil) Kertosono.
Upacara Hari Santri pagi itu hanya awal dari serangkaian kegiatan peringatan Hari Santri, “Hari ini bersejarah bagi kami, saya juga santri. Ini semua sebagai pengingat atau monumen, bahwa santri berjasa bagi di negeri ini. Pada masa depan santri harus mewarnai negeri ini dengan berbagai kontribusi positif,” ujar Habib Ubaid, sembari bersantai di posko Senkom Mitra Polri yang ada di dalam kompleks Ponpes Al Ubaidah. Menurut Habib Ubaid, selain upacara adapula bazaar, pentas seni, dan jalan sehat.
“Karena ini harinya para santri, tentu harus meriah,” imbuhnya. Dari pengamatan LINES, persiapan panggung pentas seni sudah mulai sejak siang. Listrik yang mati seharian memang lumayan mengganggu. Masjid dan ruangan-ruangan di dalam pondok pesantren menjadi temaram, bahkan gelap. Untungnya, cuaca musim hujan mengusir gerah.
Stan-stan bazaar mulai dibuka. Mereka yang menjaja dagangan adalah warga dan anak-anak muda yang tinggal di sekitar pesantren. Bazaar yang dipenuhi makanan dan minuman itu, langsung diserbu ratusan santri. Wajah-wajah mereka ceria, “Tes muballigh di Kertosono jadwalnya padat. Kalau ada acara seperti ini, sangat menyenangkan,” kata Putra Indraprayoga, santri asal Palembang. Ia masih SMA. Cita-citanya, usai lulus muballigh, melanjutkan sekolah kemudian tugas dan kuliah.
“Baginya Hari Santri adalah mengingat kembali perjuangan para santri. Kini, tugas santri sangat berbeda. Hanya perlu giat belajar lalu mendarmabaktikan ilmunya kepada masyarakat,” imbuhnya.
Senada dengan Putra, Junia Elen Maulidya Nata santri asal Tuban, Jawa Timur, yang nyantri di Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Khoirul Huda, Surabaya, Jawa Timur, ingin pula mengajar agama kepada masyarakat, “Saya kuliah di Institut 10 November Surabaya (ITS), saya berharap dengan ilmu yang saya miliki bisa menjadi profesional, selain berdakwah,” imbuh Elen yang baru saja lulus kuliah itu.
Ia sangat bangga dengan program DPP LDII yang ingin membangun generasi profesional religius, yang memiliki karakter alim-fakih, berakhlak mulia, dan mandiri, “Dengan Tri Sukses itu, kami bisa sumbangsih kepada bangsa dan negara, serta terus bisa berdakwah.
Sementara itu, Amarilis Khairina Mardiyah, yang kuliah Teknik Komputer di Universitas Gajah Mada mengatakan, selama menimba ilmu di PPM Arroyan Baitul Hamdi, Yogyakarta, mengatakan ia berharap bisa menjadi muballighoh namun juga tetap profesional, bekerja di bidang teknologi informatika, “Saya ingin membuat aplikasi yang berguna untuk masyarakat, sembari bisa mengajarkan agama kepada keluarga dan kawan-kawan,” tuturnya.
Malam mulai turun perlahan-lahan. Suara adzan Maghrib menerobos dinding-dinding pondok pesantren. Memanggil para santri untuk bergegas menunaikan salat. Malam itu tidak ada nasehat usai salat, setelah Isya, para santri mulai memenuhi lapangan yang tadi pagi digunakan untuk upacara.
Panggung megah pun tersaji. Cahaya terang yang berpendar-pendar menyiram latar panggung yang bertuliskan “Pentas Santri dalam Rangka Peringatan Hari Santri”. Latar yang didominasi warna hijau itu, mengingatkan suasana pentas seni di pinggiran kota yang meriah.
Acara santai itu dihadiri Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Kabupaten Nganjuk, Samsul Huda, yang mewakili Bupati. Lalu ada perwakilan Kantor Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nganjuk, KH Samsul Huda. Di antara tamu hadir pula Camat Kertosono Mashudi Nurul Huda, Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Komisari Polisi Rahayu Rini, Ketua DPD LDII Nganjuk, Murkani dan Kepala Desa Kudu, Supiyanto, “Kepala Desa Kudu harus saya undang, kalau tidak saya sulit ngurus KTP,” canda Habib Ubaid.
Beragam acara ditampilkan para santri, mulai dari pencak silat Persinas ASAD, tari, hingga beat box. Para santri mengikuti koor dan berteriak ea ea ea! Malam itu menjadi hangat dan ceria. Para santri sejenak melepas lelah dan ketegangan, selama menjalani tes sebagai calon juru dakwah. Mereka nantinya bakal terjun di tengah-tengah masyarakat, dan berkontribusi sesuai cita-cita dan harapan mereka.
Minggu pagi (23/10), Hari Santri ditutup dengan kegiatan Jasbesan, “Jalan Sehat Bersama Santri”. Para santri dilepas oleh Camat Kertosono Mashudi Nurul Huda, Kapolsek Kertosono Kompol Rahayu Rini, Peltu Sumanto, dan Ketua Yayasan Al Ubaidah Aminudin Aziz. Wajah-wajah ceria para santri itu, seperti cermin Indonesia masa depan, negeri yang adil makmur dan penuh pengampunan Ilahi.
The post Meriahnya Hari Santri di Ponpes Al Ubaidah appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/meriahnya-hari-santri-di-ponpes-al-ubaidah/