Jakarta (23/8). Sekolah Tinggi Agama Islam Minhaajurrosyidin (STAIMI), Jakarta, menggelar webinar bimbingan pranikah bertajuk “Penguatan Bimbingan Pra Nikah untuk Ketahanan Keluarga Indonesia” secara hybrid, pada Sabtu (20/8). Ketua STAIMI, Tri Gunawan Hadi menyebut, pembangunan bangsa dapat dimulai dari ketahanan keluarga.
“Keluarga yang baik itu yang masing-masing personilnya bisa melaksanakan tugas dan fungsinya secara proporsional. Tentunya keluarga yang baik ini juga harus mampu memiliki kemampuan untuk bertahan, dalam artian bahwa suami istri harus bisa memahami situasi dan proporsinya,” tururnya.
Menurutnya, dengan keluarga yang baik inilah pembangunan bangsa itu akan semakin baik,” ujarnya. Untuk membangun ketahanan keluarga, diperlukan edukasi untuk menciptakan ketahanan keluarga terutama kepada generasi muda.
Ia mengatakan, webinar yang dilaksanakan pihaknya, merupakan bimbingan pranikah, dalam rangka memberikan pemahaman mengenai keluarga yang berkualitas, “Selain itu, orangtua harus mengajarkan kepada anak-anak baik pendidikannya, tata krama dan sebagainya. Maka dengan kondisi anak-anak yang terdidik, yang memiliki karakter yang baik itu, akan memberikan penguatan terhadap kondisi SDM bangsa ini,” tambahnya.
Saat ini, masih banyak calon pengantin yang lebih fokus terhadap resepsi pernikahan dibandingkan dengan persepsi pernikahan. Menurutnya, lebih baik dipergunakan untuk kehidupan setelah menikah dibanding memprioritaskan resepsi yang mewah tapi pernikahan tidak bertahan lama.
“Kalau ini tidak dipahami oleh masing-masing pihak bisa jadi pernikahannya itu seumur jagung karena ketika menghadapi benturan sedikit saja kemudian yang ada dalam benaknya Bagaimana supaya bisa cerai,” tuturnya.
Pemerintah, lanjutnya, sudah memberikan fasilitas dalam pelaksanaan bimbingan pranikah. Hal itu menjadi kesempatan untuk calon-calon pengantin mengetahui bahwa ada proses panjang yang harus dilewati. Sebenarnya, tambahnya, generasi muda sudah melek tentang edukasi pranikah.
“Yang menjadi pertanyaan adalah apakah generasi muda ini mau betul-betul mempelajari undang-undang tentang pernikahan. Bagaimana bisa keluar undang-undang KDRT, perlindungan anak, dan perlindungan perempuan, dengan itu diharapkan ada satu proses pembelajaran yang kemudian bermanfaat bagi generasi muda,” tegasnya.
Menurutnya, indikator keluarga yang berkualitas adalah harmonisnya hubungan antar keluarga. “Saya tidak mengatakan dalam rumah tangga itu tidak ada pertengkaran, tetapi bagaimana bisa mengolah pertengkaran itu sehingga terhindar dari perceraian,” tutupnya.
Acara itu mengundang beberapa narasumber dari berbagai kalangan, di antaranya, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, BKKBN Nopian Andusti, Fasilitator Nasional Bimbingan Perkawinan Subdit Bina Keluarga Sakinah Ditjen Bimas Islam Zudi Rahmanto, Penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) Cipayung Alvian Syehabudin, Ketua Program Studi Hukum Keluarga Islam (HKI) STAIMI Ririh Krishnani, dan Sekretaris Program Studi HKI STAIMI Wilnan Fatahillah.
Ditemui usai acara, Penghulu KUA Kecamatan Cipayung, Alvian Syehabudin mengatakan, masih banyak terjadi usia pernikahan yang seumur jagung. Menurutnya,faktornya karena tidak didasari dengan edukasi dan dorongan alami.
“Perlunya menumbuhkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya kesiapan ilmu dan kemampuan pada calon pengantin, yang umumnya lebih fokus pada resepsi daripada persepsi pernikahan,” ujarnya.
Menurutnya, menikah itu harus dengan dorongan alami dari dirinya sendiri, tidak tercampur dengan tekanan keluarga dan lain sebagainya, “Memang nikah itu dorongan alami karena tugas kita dorongan untuk reproduksi dan mempertahankan hidup. Nikah menjadikan pengalaman untuk menjadi dewasa dengan adanya tantangan kita menjadi matang,” urainya.
Dalam pernikahan, ujarnya, itu ada bimbingan pranikah, ada konsultasi rumah tangga, dan ada bimbingan keluarga sakinah. “Banyak masyarakat belum mengenal itu, jadi di KUA ada contoh-contoh keluarga sakinah dan segala macam. Hanya memang tidak terekspos,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan KUA yang tak terdengar luar itu menjadikan layanannya tidak mengena. Masyarakat harus tahu bahwa pelayanan KUA bukan hanya nikah, tapi juga ada bimbingan pranikah, pascanikah, dan lain sebagainya.
The post Wujudkan Ketahanan Keluarga, STAIMI Gelar Webinar Bimbingan Pranikah appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/wujudkan-ketahanan-keluarga-staimi-gelar-webinar-bimbingan-pranikah/