Semarang (21/8). Mengenai penerapan moderasi beragama, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jawa Tengah (Jateng) akan bersinergi dengan organisasi kemasyarakatan (ormas) dalam upaya mengedukasi dan mengadvokasi masyarakat mengenai pengalaman ajaran agama.
Hal ini dikemukakan Kakanwil Kemenag Jateng H. Musta’in Ahmad pada Webinar “Silaturrahim Kebangsaan Jilid II DPW LDII Provinsi Jawa Tengah” dengan tema, “Pembudayaan Silaturrahim untuk Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045”, secara hybrid dengan studio utama di Grasia Convention Semarang, diikuti pengurus LDII se-Jateng, pada Sabtu (20/8).
Ia menyampaikan, moderasi beragama yang didengungkan pemerintah melalui Kemenag adalah toleransi yang menghadirkan penghargaan atas perkembangan tradisi di masyarakat selama tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama.
“Orang beragama itu betul-betul harus melihat dengan kondisi yang ada selama tradisi dan kultur yang berjalan itu tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Musta’in Ahmad menjelaskan, sinergi yang baik antara Kemenag dengan ormas keagamaan akan menjadikan suasana kebatinan yang indah, sejuk dan ramah.
“Sinergi harus ditumbuhkan, sehingga nanti akan diwariskan pada para pemuda. Sebagai upaya penjagaan kepada para pemuda karena mereka rentan menjadi sasaran kelompok radikal dan separatis,” ungkapnya.
Kemudian Musta’in menegaskan, gerakan arabisme bukan termasuk solusi dalam fenomena maraknya kelompok radikal. “Sudah sering familiar banyak orang berjubah di Arab itu bukan pemeluk agama yang baik, mereka datang ke diskotik dengan baju jubahnya kemudian entitas-entitas itu ditransformasi secara intelektual, apakah jubah itu representatif dari kesalehan orang? Tentu tidak,” ujarnya.
Tak hanya itu, Musta’in mengimbau stigma LDII mengenai masjid harus dipel ketika kedatangan jamaah lain supaya tidak boleh muncul kepermukaan, karena itu semua tidak ditemukan. “Kami memitigasi dengan melakukan pemetaan di lapangan, masih ada atau tidak persoalan fikih dan ibadah dikaitkan dengan persoalan masuk ke masjid, sampai betul pemetaan itu bergerak semua dan alhamdulillah kami tidak menemukan itu,” ungkap Musta’in.
Ia selanjutnya mengajak pada ormas untuk membuat narasi bahwa masjid itu tempat terbaik menyelesaikan segala problematika kebangsaan sehingga gereja, dan tempat ibadah lain juga bisa didukung oleh pemerintah untuk menyelesaikan persoalan sosial. “Salah satu diantaranya yang paling fundamental adalah anggaran pembangunan namun sayangnya hal tersebut masih jauh dari ideal,” ujarnya. (Laily/NM Lines).
The post Kemenag Jawa Tengah Rencanakan Sinergi Advokasi dan Edukasi Agama dengan Ormas appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/kemenag-jawa-tengah-rencanakan-sinergi-advokasi-dan-edukasi-agama-dengan-ormas/