Kediri (22/06). Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kediri menggelar dialog kewaspadaan nasional bertema “Perspektif Moderasi Beragama dalam Kebhinekaan Guna Mencegah Konflik Sosial” di WisataDesa Sumberagung dan Wisata Ragil Kuning Desa Krenceng, Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada Selasa, (14/6) lalu.
Plt Kepala Bakesbangpol Kabupaten Kediri, Mohammad Solikin memaparkan tentang bahayanya konflik dan upaya pencegahannya. Menurutnya, setiap perbedaan pasti ada pertentangan, konflik bisa terjadi di lingkungan keluarga bahkan berskala nasional.
Bentuknya terbuka bahkan laten, lanjutnya, orang yang berlarut-larut dalam konflik itu tidak baik, namun terdapat hikmah, konflik mengajarkan untuk berpikir.
“FKUB adalah salah satu modal sosial untuk membangun kerukunan dengan dialog, komunikasi dan diskusi. Selain itu, Mas Bupati juga menyediakan waktu untuk berdialog dengan masyarakat di program Ngopi Bareng,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dosen IAIFA Sumbersari, Kencong, Kediri, Asyhari Masduki menjelaskan bahwa, akhlak mulia adalah kunci untuk menyatukan sesama anak bangsa, tidak mungkin menyatukan pemahaman suatu agama baik itu akidah, ibadah dan akhlak.
“Kalau kita berbicara tentang keharmonisan dalam pergaulan sesama anak bangsa, memang yang harus dikedepankan adalah akhlak atau etika atau moral, karena inilah yang menyatukan sesama kelompok, sesama anak bangsa,” ujarnya.
Berbicara masalah agama, lanjutnya, setiap agama memiliki tiga ajaran pokok yaitu akidah, ibadah, dan akhlak. Setiap agama memiliki aqidah masing-masing, sehingga aqidah dan ibadah tidak mungkin bisa disatukan dengan agama lain, “Satu-satunya hal yang bisa dikedepankan adalah akhlak karena setiap agama pasti mengajarkan kemanusiaan, akhlak mulia sesama manusia,” ujar Asyhari Masduki.
Sementara itu, Penasehat Situs nDalem Pojok, Kediri dan Pengurus Apindo dan Kadin, Kuswartono mengatakan, diskusi dengan tema tentang moderasi beragama tidak membahas cara beragama, namun membahas bagaimana cara beragama di tengah-tengah masyarakat. Menurutnya, tema moderasi beragama dan mencegah konflik, diibaratkan sebuah gunung es, kalau digambarkan atasnya cuma nampak sedikit tapi ternyata bawahnya lebih besar.
“Konflik di sekitar kita itu seperti gunung es, yang nampak hanya sedikit tapi yang bawah begitu besar, inilah potensi yang perlu kita hindari. Berbicara moderasi beragama itu tidak berbicara tentang agama tapi bagaimana cara beragama kita yang kadang akan terjadi bersinggungan atau gesekan dengan penganut agama lain,” pungkas Kuswartono.
Dalam kesempatan yang lain, Agus Sukisno, Ketua DPD LDII Kabupaten Kediri, mengapresiasi Bakesbangpol yang telah mengundang 20 Pemuda LDII untuk mengikuti diskusi tersebut. Menurutnya, kegiatan itu akan berdampak positif bagi Kabupaten Kediri.
“Keadaan ini akan membantu pemerintah memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakat Kabupaten Kediri, termasuk membangun spiritual dan fisik. Sehingga masyarakat merasa pemerintah hadir dan masyakarat diharapkan dalam kondisi aman, damai sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kediri,” urainya.
The post LDII Kabupaten Kediri Hadiri Dialog Kewaspadaan Nasional appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/ldii-kabupaten-kediri-hadiri-dialog-kewaspadaan-nasional/