Surabaya (14/4). Ramadan merupakan bulan penuh berkah bagi umat Islam di seluruh dunia. Rasulullah SAW bahkan mengingatkan agar umatnya takut kepada Ramadan, di mana pahala dan dosa dilipatgandakan.
“Keberkahan Ramadan itu yang mendorong umat Islam, dan kami di LDII untuk mendorong umat Islam meningkatkan ibadah dan kegiatan sosial,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso. Menurutnya, setelah berbulan-bulan umat Islam mengurusi masalah duniawi, saat bulan Ramadan diseimbangkan dengan meningkatkan ibadah dan berkegiatan sosial.
Ia menyontohkan kegiatan warga LDII di seluruh Indonesia bersama umat Islam lainnya, berkutat dengan menyantuni fakir-miskin, yatim-piatu, berbagi takjil, dan membantu warga lainnya yang terimbas secara ekonomi akibat pandemi, “Sebulan penuh, mari kita manfaatkan untuk peningkatan kualitas ibadah dan gerakan sosial, sembari tetap bekerja,” imbuhnya.
Terkait peningkatan ibadah, yang merupakan hubungan hamba dengan Allah, KH Chriswanto mengajak umat Islam untuk melaksanakan “5 Sukses Ramadan”. Sukses pertama, menurutnya adalah sukses berpuasa. Puasa merupakan perintah Allah kepada umat Nabi Muhammad dan umat sebelumnya, “Umat Islam harus sukses puasa Ramadan, karena sekali meninggalkannya tak bisa dibayar dengan berpuasa 1.000 hari sekalipun,” ujarnya.
Kedua, sukses tadarus atau membaca Alquran. KH Chriswanto mengatakan, Ramadan adalah bulan di mana pahala dilipatgandakan sampai 10 kali lipat, hingga sekehendak Allah, “Demikian pula pahala membaca Alquran. Bila hari-hari biasa karena sibuk sampai lalai membaca Alquran, Ramadan adalah saat yang tepat untuk membiasakan membaca Alquran,” ujar KH Chriswanto.
Sukses ketiga adalah mendapatkan lailatul qadr, atau malam qadar yang lebih baik dari 1.000 bulan. Untuk meraihnya, KH Chriswanto mengajak umat Islam melaksanakan itikaf di masjid-masjid pada saat 10 hari akhir Ramadan, “Setelah setahun mengurus dunia, dengan itikaf kita lebih fokus kepada urusan akhirat,” tuturnya.
Dan yang keempat dari “5 Sukses Ramadan” adalah zakat fitrah, yang merupakan ibadah paling ujung dari Ramadan, “Kelima kita sukses salat lail atau tarawih. Karena ini bulan istimewa, salat lail tidak harus menunggu tengah malam, tapi setelah Isya. Ibadah salat lail bahkan setara dengan puasa,” ungkapnya.
Menurutnya, esensi Ramadan adalah pengendalian diri. Dengan pengendalian diri saat Ramadan, pada bulan-bulan selanjutnya, KH Chriswanto mengatakan umat Islam telah memiliki modal dari pengendalian diri. Dengan demikian bisa menjadi sosok atau pribadi yang lebih baik, “Meskipun mengurusi duniawi, namun seluruh urusannya itu tetap dikendalikan dengan nilai-nilai agama. Itulah pengendalian diri,” pungkasnya.
Salah satu kegiatan DPP LDII adalah menyalurkan bantuan untuk anak yatim dan fakir miskin. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kecamatan Gunung Anyar, bekerja sama dengan Kecamatan dan Kelurahan Gunung Anyar serta Pimpinan Cabang (PC) LDII Gunung Anyar. Dalam penyaluran santunan tersebut juga menggandeng Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Gunung Anyar.
“Kami menyediakan data siapa saja yang menerima bantuan. Tahun ini, kami fokus kepada fakir miskin penyandang difabel,” ujar Ketua PKK dan IPSM Kecamatan Gunung Anyar, Erna Yuliaty. Dengan data tersebut, PC LDII Gunung Anyar bisa menyalurkan bantuan dengan akurat.
Camat Gunung Anyar Maria Agustin Yuristina mengapresiasi santunan dari DPP LDII, dan mendorong warga untuk lebih peduli sosial. Menurutnya, program tersebut bisa berjalan dengan baik bekerja sama dengan semua pihak, termasuk PKK dan IPSM.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya fokus dengan pemberdayaan ekonomi warga, terutama Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM). Berbagai pihak ia gandeng, terutama dunia kampus, PKK, dan perusahaan. Dengan ekonomi yang maju, bisa meningkatkan kesejahteraan warga Gunung Anyar.
The post Sepanjang Ramadan, Ketum DPP LDII Ajak Tingkatkan Ibadah dan Kepedulian Sosial appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/sepanjang-ramadan-ketum-dpp-ldii-ajak-tingkatkan-ibadah-dan-kepedulian-sosial/