Jakarta (29/3). Ekonomi nasional bisa kuat, bila keluarga mengambil peran dalam kegiatan ekonomi. Rumah-rumah masyarakat memiliki Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dengan setiap keluarga memiliki bisnis, maka akan tumbuh jaringan pemasok antarkeluarga yang levelnya juga UMKM. Jaringan tersebut membuat derap ekonomi nasional bergerak cepat.
Hal tersebut disampaikan ekonom Universitas Veteran Yogyakarta sekaligus Ketua DPP LDII, Ardito Bhinadi, “Ketahanan ekonomi nasional tidak terlepas dari peran keluarga, karena ketahanan keluarga merupakan basis dari ketahanan bangsa. Keluarga merupakan pilar utama membangun ekonomi bangsa dan merupakan unit terkecil yang menentukan nasib bangsa ke depannya,” ujar Ardito dalam acara webinar “Keluarga Ceria Indonesia Sejahtera”, pada Sabtu (26/03)..
Webinar ini sebagai tindak lanjut implementasi dari kerja sama bidang pengembangan dan penguatan ekosistem ekonomi syariah antara LDII dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) sejak Februari lalu. Ardito memaparkan, untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera nantinya, dibutuhkan Keluarga yang CERIA (Cerdas, Inovatif, dan Amanah).
Penjelasannya, keluarga yang cerdas adalah keluarga yang selalu memikirkan seluruh anggota keluarga, menyeimbangkan urusan dunia dan agamanya, “Ketika sebuah keluarga itu tangguh, maka insya Allah negara juga akan tangguh. Ketika keluarga mandiri secara ekonomi, maka insyaAllah Indonesia juga akan mandiri secara ekonomi. Ketika keluarga CERIA, maka Indonesia akan sejahtera,” jelas Ardito.
Kedua, keluarga yang inovatif, Ardito menjelaskan yakni keluarga yang senantiasa melakukan hal-hal baru, untuk menumbuhkan keharmonisan dan ketahanan sosial-ekonomi keluarga, sehingga tercipta ‘Rumahku-Surgaku’. “Baik secara sosial maupun ekonomi, inovatif dan kreatif bisa menciptakan banyak inovasi dalam berkomunikasi dalam keluarga, maupun secara ekonomi, bahkan bisa memutar roda ekonomi keluarga, sehingga menjadi keluarga yang menghasilkan,” tambahnya.
Ketiga, keluarga yang amanah yakni merupakan keluarga yang mampu menjalankan peran masing-masing untuk menjaga harmoni kehidupan sehari-hari.
Acara ini melibatkan Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) dan Departemen Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat (EPM) DPP LDII. Menanggapi keluarga sebagai tumpuan ekonomi nasional, Ketua Sri Tresnahati Ashar menegaskan pentingnya komunikasi dan interaksi yang positif dalam keluarga, untuk mewujudkan iklim keluarga yang kondusif.
“Komunikasi efektif dalam keluarga itu penting dalam membangun kebahagiaan keluarga. Dengan interaksi bahasa yang positif, maka akan terjalin iklim yang kondusif dalam keluarga,” jelas Sri. Lebih lanjut, Sri mengatakan faktor ekonomi menjadi salah satu faktor penentu ketahanan keluarga. “Ketahanan keluarga merupakan cara yang efektif untuk bertahan ketika keluarga menghadapi kondisi-kondisi yang sulit,” tambahnya.
Ia juga menegaskan, pembinaan karakter akan optimal jika dilakukan sejak usia dini melalui pembiasaan yang baik. “Karakter itu dimulai dari perilaku. Jika kita menginginkan anak yang berperilaku positif, maka bimbing dia untuk berperilaku positif,” tegas Sri.
Pembicara lainnya, adalah Ketua Departemen Pendidikan Agama dan Dakwah (PKD) DPP LDII, KH Aceng Karimullah. Ia menjelaskan bahwa keluarga bahagia ialah kondisi sebuah keluarga yang ideal, yang terbentuk berlandaskan Al Quran dan Sunnah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
“Sebagai wujud kesyukuran kita terhadap nikmat-nikmat Allah maka kita menjalani hidup ini dengan bahagia, dengan ceria,” jelas Aceng.
DPP LDII berpandangan pemberdayaan keuangan keluarga yang dijalankan bersamaan dengan pola asuh karakter positif, dapat menciptakan keharmonisan dan ketahanan ekonomi keluarga. Dengan mewujudkan keluarga yang “Ceria” bisa tercipta kesejahteraan bangsa.
The post DPP LDII: Kesejahteraan Bangsa Dimulai dengan Bangun Ekonomi Keluarga appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/dpp-ldii-kesejahteraan-bangsa-dimulai-dengan-bangun-ekonomi-keluarga/