Jakarta (26/02). Terkadang sifat malu itu menghambat aktivitas, padahal sifat malu hampir dimiliki oleh sebagian orang. Misalnya, pernah nggak sih panik mendadak kalau ditunjuk guru buat jawab pertanyaan, padahal bisa saja menjawab. Atau kalau bertemu orang baru, rasa grogi saat memulai percakapan, atau bahkan nggak sanggup melihat wajah lawan bicara. Bagaimana mengatasinya?
Apa Definisi Pemalu?
Menurut American Psychological Association (APA), rasa malu itu adalah tendensi atau kecenderungan untuk merasa canggung, khawatir, atau tegang terutama saat berada di lingkungan sosial, oleh orang yang tidak dikenal (APA.org, n.d.). Biasanya orang-orang yang tergolong sangat pemalu menunjukkan gejala sebagai berikut: seperti berkeringat, jantung yang berdegup kencang, perasaan negatif tentang diri mereka, kekhawatiran tentang gimana orang lain memandang mereka; sampai kepada keinginan buat menjauhi interaksi sosial. Menurut Cooper, orang pemalu memiliki kecenderungan untuk overthinking. Contoh pikirannya: “habis ini aku ngomong apa ya?”, “kedengeran lucu nggak ya lawakan aku tadi?”, “cara ngomongnya bener gak sih” padahal overthinking ini sebenarnya bisa memberi dampak negatif.
Sifat malu itu sebenarnya normal. Hanya akan menjadi masalah ketika sifat malu mulai mengganggu kehidupan orang tersebut secara signifikan, atau ketika tercipta kondisi dimana mereka justru menghindari apa yang seharusnya mereka lakukan seperti misal menghindari perbincangan dengan teman kerja, kesulitan berinteraksi dan lain sebagainya (Keating, 2019).
Nah, perlu diketahui juga bahwa banyak miskonsepsi terhadap definisi pemalu itu sendiri. Kadang orang tuh suka gak bisa ngebedain antara introvert (introversion), shyness (pemalu), dan social anxiety disorder (gangguan kecemasan sosial). Dari namanya, mungkin ketiganya terkesan mirip. Tapi sebetulnya 3 hal ini itu berbeda. Menurut Warner (2018) introvert itu adalah dimensi kepribadian, yang membahas tentang bagaimana cara seseorang melakukan charging energi mereka. Nah, kalo ekstrovert itu mengisi energi justru saat bersama dengan orang, kalo introvert itu ngecharge energinya pas lagi sendirian.
Kalau pemalu adalah kecenderungan orang memiliki ketakutan dilihat secara negatif oleh orang lain. Nah kalau social anxiety disorder, udah masuk ke gangguan mental yang kondisinya itu harus di diagnosa oleh psikolog/psikiater. Jadi kalo gak didiagnosis, kita belum bisa bilang bahwa seseorang punya social anxiety disorder. Makanya jangan mudah melabeli dulu. Emang sih orang yang pemalu biasanya punya kepribadian introvert, tetapi ingat juga bahwa ada juga orang yang pemalu tapi dia extrovert atau orang yang kepribadiannya introvert tapi bukan orang pemalu (Keating, 2019).
Tips dan Trik Menghadapi Sifat Malu
Nah, setelah kamu paham apa itu pemalu, berikut cara mengatasi dan menghadapinya :
1. Fake It Until You Make It
Walaupun terdengar seperti mantra penyemangat biasa, ternyata mantra fake it till you make it itu ada penelitiannya. Menurut Kilduff dan Galinsky (2013), saat orang memfokuskan pikiran mereka terhadap goal yang udah disusun, mereka akan cenderung dipersepsikan lebih asertif, lebih proaktif, dan dipandang punya kepercayaan diri yang tinggi.
2. Jangan berekspektasi tinggi sama diri sendiri
Ketika seseorang meletakkan ekspektasi tinggi ke dirinya, maka suara kritik di dalam kepala mereka akan memiliki suara yang lebih keras. Hal ini juga sebetulnya merupakan salah satu ciri dari orang yang pemalu, mereka cenderung punya ekspektasi tinggi dan jadinya kurang realistis terhadap dirinya saat melakukan sesuatu. Mereka akan lebih “jahat” ketika menilai diri mereka mengutip Carducci (2009). Makanya, perlu juga mencoba untuk tidak terlalu keras sama diri sendiri. Tidak apa-apa jika berbelit saat bicara. Tidak masalah juga jika joke yang kamu lemparkan garing. Sadari bahwa orang bisa saja tidak ingat lagi apa kesalahan yang sudah dilakukan dan kamu selalu bisa menganggap ini sebagai pembelajaran.
3. Sadari apa yang terjadi dalam pikiran saat overthinking
Pas overthinking, biasanya manusia memonitor semua perilaku yang sudah dilakukan. Pikiran mengatur bagaimana seharusnya mulut bergerak atau bagaimana kaki dan tangan bergerak saat presentasi atau sedang berjalan. Di satu sisi, ini bagus karena menyadari apa yang terjadi saat itu, tapi jika dilakukan dengan rasa khawatir atas hal yang belum tentu terjadi, menyadari jika kekhawatiran itu hanya terjadi di pikiran. Fokus dengan hal yang sedang dilakukan saat itu (mindfulness). Ini sebagai upaya untuk berhenti mengkritik diri sendiri
4. Mulailah dengan satu pertanyaan
Berkaitan dengan poin tiga. Menurut Carducci (2009), orang yang pemalu cenderung berpikir kalau mereka tidak bisa membuat perbincangan yang menarik atau asyik. Alih-alilh berfokus pada “aku nggak asik ya diajak ngobrol” atau “kayaknya obrolan aku nggak seru ya”, cobalah mulai dengan menggali informasi tentang lawan bicara. Siapa mereka? Apa pekerjaan mereka? Hobi mereka? Hal ini dikarenakan, seseorang biasanya senang ketika yang menanyakan diri mereka dan bisa saja dari percakapan itu menemukan orang yang punya hobi yang sama atau orang yang menarik.
5. Keluar dari zona nyaman
Salah satu cara untuk mengatasi sifat malu adalah mengembangkan rasa percaya diri di berbagai area dalam kehidupan. Ingat di awal tadi, rasa malu itu wajar. Biasanya hanya terjadi di pikiran. Jadi, pada akhirnya rasa cemas, ketakutan untuk gagal, ketakutan ditolak, dan ketakutan akan dipermalukan itu tidak seharusnya menghentikan langkah untuk mengembangkan diri. Mulai saja take action. Seperti quote dari Peter Parker di Spiderman, sometimes all you need is a leap of faith.
Cobalah buat keluar dari zona nyaman dan berpartisipasi aktif di berbagai kegiatan baru, Seperti kata Elsa, Into the Unknown!! Kalo masih duduk di bangku SMA, mulailah ikut kegiatan OSIS atau ekskul yang memaksa kamu untuk banyak berinteraksi dengan orang atau berbicara di depan umum. Bagi yang sudah kuliah, coba saja ikut kegiatan organisasi atau kepanitiaan dan masuk ke divisi yang mengharuskan untuk berhubungan dengan banyak orang. Bagaimana jika sudah bekerja? Tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk ikut kegiatan relawan (volunteer) yang mengharuskan bertemu dengan orang baru.
Tidak sifat pemalu itu buruk ya! Pemalu juga punya beberapa hal positif. Salah satunya adalah waktu mengambil keputusan. Orang pemalu cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengambil keputusan karena banyak hal yang menjadi pertimbangan. Jika rasa malu ini masih mengganggu, ada baiknya melakukan konseling dengan profesional.(Indah R/LINES)
Sumber berita : https://ldii.or.id/atasi-sifat-malu-dan-tips-menghadapinya/