Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Menjalin Ukhuwah, Merajut Kebersamaan

Suryo

Kategori : Artikel, Tokoh, Ditulis pada : 16 November 2011, 18:26:04

Siapa nggak bangga? Sebagai anak bangsa, saya bangga sekali ketika melihat foto anak negeri terpampang di mass media. Dengan tampilan besar dan latar belakang merah putih berkibar dengan label besar, “Orang Tercepat se Asia Tenggara.” Sudah begitu, memecahkan rekor dengan medali emas untuk lari paling bergensi yaitu 100 meter putra di SEA Games XXV di Laos. Kebanggaan itu bertambah, berlipat – lipat disertai kesyukuran yang dalam, karena tahu bahwa dia adalah salah satu warga terbaik LDII. Itulah dia Suryo Agung Wibowo. Pujian, kekaguman, penghormatan dan bonus adalah buah dari perjuangan. Tak ada yang gampang dan gratis di dunia ini. No lunch for free, kata orang sono. Semua butuh usaha dan perlu waktu yang lama untuk menekuninya. Dengan pasang  – surut, naik – turun dan beribu romantika yang telah menghadangnya. Ketika melewati rintangan terakhir, yaitu berupa garis finish: kegagalan atau keberhasilan, itulah ukurannya. Tak gampang. Dan semua itu telah dilewati Suryo dengan mulusnya. Sudah dua kali dia mendulang emas untuk bangsa ini. Dan sudah cukup dia memperoleh hasil dari jerih payahnya ini. Bukan hanya pengakuan dan penghormatan, akan tetapi lebih dari itu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda : “ Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah dalam setiap amal kebaikan “ (Diriwayatkan oleh Muslim didalam Kitab al-Qadar, bab. Iman lil-Qadari wal-Idz’aan lahu).

Dalam era sekarang ini, setidaknya dalil di atas telah ditunjukkan oleh saudara kita. Lihatlah otot – otonya, begitu berisi. Lihatlah larinya, begitu kencang  ditopang dengan kekuatan otot – otonya. Dan secara lahir (lisanul hal) juga telah memberikan kontribusi terhadap perjuangan quran hadits ini. Mikul dhuwur mendem jero. Bahkan setiap gerak dan langkahnya membawa nama harum organisasi. Sebab khalayak mengakuinya. Dan dia pun telah membuktikannya.

Dari kekaguman bergeser ke pengakuan. Dari pengakuan bergeser ke teladan. Dari teladan berubah menjadi motivasi. Motivasi yang mampu menggiring segenap potensi generasi penerus untuk menggali potensi diri, mengembangkan dan mengoptimalkan sehingga berbuah menjadi prestasi. Sadarlah bahwa kita semua adalah orang hebat. Orang yang dicintai Allah. Orang yang mempunyai potensi besar untuk menggaet prestasi. Kita adalah garuda – garuda dalam asuhan induk ayam. Jangan sampai menjadi kerdil, menjadi seperti ayam, karena ketidakmauan kita menyelami dan menggali potensi diri bahwa kita adalah garuda.

Keberhasilan Suryo tidak diperoleh dalam sekejap. Tidak seperti membalikkan tangan. Tapi butuh perjuangan panjang. Butuh kesabaran. Butuh motivasi kuat untuk memang. Butuh pengorbanan. Survive. Berlatih sepanjang hari selama bertahun – tahun. Rutin, tanpa rasa jenuh. Jangan hanya banyak berharap tetapi tidak melakukan apa – apa. Itu namanya bohong dan hanya fatamorgana belaka.

Keberhasilan Suryo tidak boleh diiri. Jadikanlah dia motivasi.. Untuk menggali potensi diri dan menjadi mukmin yang kuat. Yang siap berjuang kapan saja. Namun jangan berkecil hati, bagi yang memang tidak diberi Allah kekuatan seperti Suryo masih banyak jalan lain menjadi mukmin yang kuat. Mukmin yang kuat – yang dimaksud dengan kuat, adalah kehendak jiwa yang kuat dan kesediaan dalam setiap perkara-perkara akhirat,  dengan demikian  seseorang yang memiliki sifat ini akan lebih gagah berani dalam menghadapi musuh dan bergegas disaat keluar dan berangkat untuk menghadapinya. Dan juga mempunyai ‘azimah (ketetapan) yang kuat dalam Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, dan bersabar dalam setiap gangguan dari setiap amalan itu, dan mampu untuk memikul segala kesulitan dalam pencapaian kepada Dzat Allah ta’ala, lebih bersungguh-sungguh dalam pengerjaan ibadah shalat, puasa, dzikir, dan ibadah-ibadah lainnya, dan lebih bersemangat dalam pencapaiannya dan penjagaannya dan lain sebagainya. (Syarh Shahih Muslim karya an-Nawawi 13 / 64, 16 / 215)

Kekuatan juga dimaksudkan disini adalah kekuatan fisik dan persiapan yang matang sebelum peperangan dengan mempersiapkan segala macam senjata yang dipergunakan dalam peperangan sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat. Dan kekuatan  inilah yang seharusnya dipersiapkan oleh kaum muslimin baik secara individu perorangan ataukah secara berkelompok dan negara, sebagai bentuk manifestasi perintah Allah ta’ala :“ Dan kalian persiapkanlah segala kekuatan yang kalian sanggup untuk menghadapi mereka “ (Surah al-Anfal : 60).

Nah, sekarang ini Suryo teleh menginspirasi kita semua untuk menjadi mukmin yang kuat. Sesuai dengan namanya, dia datang bagai sang surya menyinari dunia. JKH kawan…semoga Allah selalu paring manfaat dan barokah!

Oleh:Ustadz.Faizunal Abdillah

built with : https://erahajj.co.id