Oleh : Mahar Prastowo
Jakarta, MediaProfesi.com – “Tujuan dari pelatihan ini adalah agar para humas yang ada dan tersebar hingga tingkat kelurahan ini dapat menjadi jembatan informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih banyak men genai LDII serta aktifitasnya,†ujar Drs. Sarji Faisal, SH, MPd, ketua DPD LDII Kota Jakarta Timur, Sabtu (29/1) disela acara Pelatihan Kehumasan DPD LDII Jakarta Timur di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Al Ayyubi, Lubang Buaya.Selama ini di sebagian wilayah kerja organisasi dakwah ini ada keterputusan informasi bagi sebagian masyarakat, sehingga kegiatan lembaga dakwah ini kurang populer.  Maka di era keterbukaan informasi publik, dimana lembaga ini telah memulai sejak tahun 2007 lalu pasca Munas di Jakarta, peran humas diperluas tak hanya sampai tingkat DPD namun dioptimalkan hingga ke PAC atau setingkat kelurahan.
Dalam pelatihan kehumasan yang pertama kali untuk DPD Kota Jakarta Timur ini, menghadirkan 3 pembicara atau trainer yang merupakan pakar di bidangnya yaitu Konsultan PR senior  Hj. Aselina E. Trihastuti, MBA, Lukmanul Hakim-Direktur Eksekutif LMP Indonesia Mandiri serta H. Hasyim Nasution, SE yang juga Wakil Ketua DPD LDII DKI Jakarta.
Semula, pelatihan ini ditargetkan diikuti oleh 415 peserta yang terdiri dari para humas yang terdaftar di seluruh wilayah kerja DPD LDII Jakarta Timur. Namun karena masih banyak peserta yang belum libur dari aktivitas kerja dan kesibukan lainnya, pelatihan akan dilakukan lagi di kwartal pertama 2011 ini, sebelum dilaksanakannya Musda DPD LDII Jakarta Timur.
Kenapa humas menjadi penting bagi LDII sebagai ormas Green Dakwah?
Sebagai ormas Islam yang cukup besar dengan hasil sensus tahun lalu mencapai angka 30 juta jiwa dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, bahkan juga memiliki perwakilan di 23 negara, organisasi ini juga dituntut untuk memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat luas. Dan salah satunya dengan cara proaktif melalui humas sebagai jembatan informasi apabila LDII memiliki program maupun jika pihak d iluar organisasi memiliki program dan ingin melibatkan baik pengurus maupu warga LDII.
Saat ini posisi DPD LDII Kota Jakarta Timur memiliki angka cukup signifikan dari sisi titik persebaran pusat kegiatan dakwah di wilayah DKI Jakarta, dimana PC (Pimpinan Cabang) sudah berdiri di seluruh kecamatan di Jakarta Timur atau sebanyak 10 Kecamatan dan kepengurusan tingkat Kelurahan (PAC) di 53 dari 65 Kelurahan.
DPD Kota Jakarta Timur melalui peran para humas di PAC masing-masing juga berkepentingan mensosialisasikan Green Dakwah yang secara nasional telah dicanangkan di Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu, termasuk DPD DKI Jakarta yang dalam Munas mengeluarkan beberapa program terkait denganGreen Dakwah.
“DPD Kota Jakarta Timur melalui para humas hingga tingkat PAC akan menjadi ujung tombak bagi komunikasi internal dan eksternal organisasi termasuk program-program dalam Green Dakwah yang merupakan gerakan nasional,†papar Sarji.
Masih menurut Sarji yang juga memegang amanah di Departemen Diklat dan Pendidikan Umum DPP LDII, pelatihan serupa aka n terus dilakukan mengingat tantangan ke depan bagi sebuah organisasi adalah dalam manajemen informasi yang itu dilakukan oleh humas. Humas, nantinya akan mensosialisasikan atau menjadi jembatan informasi bagi masyarakat luas jika ingin mengetahui informasi kegiatan dakwah yang dilakukan LDII.
“Saat ini secara umum LDII memiliki 18 kegiatan dakwah rutin mingguan dan harian serta 20 kegiatan musyawarah antar pengurus, baik di tingkat Pusat, Daerah Administratif/Kota, maupun di tingkat Cabang (PC) dan Anak Cabang (PAC),†tambahnya.
18 kegiatan dakwah yang terangkum dalam Green Dakwah, antara lain kegiatan di kalangan aghniya(donator), asrama Al Qur’an / Hadits, pengajian cabe rawit atau anak-anak usia dini (balita) hingga anak-anak sekolah dasar, festival anak sholeh, majelis taklim harian, majelis taklim mingguan, pelatihan manasik haji, pengajian bagi usia lanjut, pengajian bagi kalangan pengajar (ustadz/ulama), pelatihan dakwah dan khatib, dakwah di kalangan pengurus organisasi, pengelolaan pondok pesantren, pembinaan pra-remaja, pelatihan qari/qari’ah, dakwah di kalangan remaja dan pemuda, dakwah untuk kalangan sarjana dan pasca sarjana, kegiatan kewanitaan dan lain-lain.
Sedangkan sebagai sebuah organisas i, soliditas terpelihara dengan adanya kegiatan musyawarah, baik yang dilaksanakan secara umum diikuti semua pengurus organisasi LDII, maupun oleh masing-masing bidang, setidaknya ada 20 jenis musyawarah yang digelar setiap bulannya. Bidang-bidang tersebut antara lain pemberdayaan ekonomi ummat melalui koperasi usaha bersama, dhuafa, seni dan olahraga, kepemudaan, kepanduan/pramuka, hingga masalah pembinaan anak usia dini.
Dengan banyaknya kegiatan dalam majlis-majlis taklim seperti diatas, setidaknya terjawab satu hal bagi masyarakat luas, kenapa majlis taklim yang dikelola ormas ini sangat padat dengan kegiatan hampir setiap hari dari pagi hingga malam hari. Tugas para humas inilah yang ke depan harus dapat mengkomunikasikan berbagai kegiatan tersebut ke masyarakat luas, termasuk jika ada masyarakat yang ingin berperan aktif dalam kegiatan.
“Melalui para humas ini, dengan tugas menjadi penghubung antar pemangku kepentingan serta memberikan edukasi kepada masyarakat, ke depan akan mendorong terciptanya suatu peran aktif LDII di dalam masyarakat, seperti kontribusi dalam membangun perilaku positif di masyarakat, memberikan pengetahuan atau mengedukasi dengan menjadi sumber informasi masalah keagamaan,†kata Hj. Aselina E. Trihastuti MBA, salah satu trainer dalam pelatihan ini. * (Mah/Syam)
– LDII Bali –
Sumber : Mediaprofesi.com