Tabanan (12/9). Berbagai cara dilakukan masyarakat Indonesia untuk memaksimalkan pengelolaan lahan permukiman, sekaligus untuk menambah penghasilan. Salah satunya dilakukan oleh Imam Hambali, salah satu warga LDII asal Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.
Pebisnis Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) sekaligus praktisi hidroponik yang kerap disapa Hambali itu, berhasil mengubah tempat usahanya berupa resto di tengah taman De Gardeneus, menjadi sebuah perkebunan terintegrasi (integrated gardening). Dengan perubahan konsep tersebut, ia berhasil meraup laba Rp4 juta setiap masa panen dua bulan sekali.
Dari resto taman yang asri berubah menjadi resto di tengah kebun, ternyata tidak mengurangi keelokan dan keasriannya. Ia berhasil mengintegrasikan sebuah sistem perkebunan permukiman, yang bisa memaksimalkan produktivitas. Bahkan beberapa komoditas seperti pertanian, peternakan hingga perikanan dapat dikombinasikan di dalam perkebunan terintegrasi.
Sebelumnya, Hambali memiliki keinginan untuk membuat hidroponik yang murah karena berbagai prosesnya sudah terintegrasi dan efisien. Integrasi perkebunan yang dilakukan olehnya meliputi peternakan, pengairan dan pengelolaan limbah berskala kecil.
“Dalam integrated gardening penting untuk menjaga stabilitas setiap unsurnya mulai dari sumber nitrogen, hewan (penghasil pupuk) dan tanaman itu sendiri yang bernilai ekonomi bagi kita,” ucap Hambali.
Saat pertama kali memulainya, Hambali menghadapi beberapa kendala karena keterbatasan sumber daya dan pengetahuan. “Rasio keberhasilan menjalankan integrated gardening akan bertambah seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan juga pengelolaan sumber daya,” ujarnya.
Hingga saat ini, integrated gardening seluas 200 m2 yang telah dikembangkan Hambali telah mencakup berbagai komoditas mulai dari budidaya marmut, madu lebah klanceng, bunga, tanaman obat keluarga (toga), buah-buahan, hewan peliharaan dan lebah. “Selain untuk meningkatkan nilai ekonomi, kesemuanya itu, berperan penting terhadap keberlangsungan integrated gardening,” tambahnya.
Menyadari banyaknya potensi kekayaan alam Indonesia yang belum dimanfaatkan secara maksimal, Hambali mengharapkan masyarakat dapat mempraktikkan integrated gardening di permukiman masing-masing, “Selain bernilai ekonomi, memulai integrated gardening akan memunculkan nilai edukasi. Terutama untuk para generasi penerus dalam meningkatkan kesadaran pentingnya bercocok tanam,” pungkas Hambali.
The post Warga LDII Tabanan Sulap Tanah Kosong Jadi Perkebunan Terintegrasi dan Bernilai Ekonomi appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Sumber berita : https://ldii.or.id/warga-ldii-tabanan-sulap-tanah-kosong-jadi-perkebunan-terintegrasi-dan-bernilai-ekonomi/